Minggu, 23 Januari 2011

Pengalihan Isu



Semua harus dilihat dari rentetan peristiwa terakhir. Isu-isu akan sengaja diciptakan silih barganti. Terakhir muncul isu bahwa akan dibentuk Jakarta Lebih Raya (Greater Jakarta) yang meliputi sampai wilayah Sukabumi, apaan-apaan itu? Setelah munculnya pernyataan liar Gayus dilihat berbahaya. Pernyataan Gayus pasca sidang dirinya kalau tidak ada yang menyetop atau mengaliihkan bisa merembet ke banyak orang penting, ini berbahaya. Kedua, ada gerakan geram dan amarah berbahaya dari kelompok tokoh lintas agama yang juga sama bahayanya atau lebih berbahaya, karena dapat memicu gerakan demo besar dimana-mana. Maka dimunculkan isu SBY yang menyiratkan minta gajinya dinaikkan. Blow-up atas isu gaji itu justru akan menjadi blessing in disguise, menguntungkan, untuk SBY. Jadi berbagai perkembangan kearah hak menyatakan pendapat yang bisa menyebabkan pemakzulan dapat disetop untuk sementara dan teralihkan sempurna. Pertanyaan sampingan pun mengemuka apakah kemungkinan ada makelar-makelar wartawan amplop di beberapa media yang sengaja mem-blow-up isu tersebut atau lainnya bisa saja. Itu menjadi rahasia umum sejak dulu. Yang jelas semua merupakan blessing in disguise buat SBY, setidaknya untuk sementara ini. Cara-cara pengalihan perhatian sudah biasa. Jadi sekali lagi pengalihan-pengalihan akan terus dibuat dengan isu-isu lama dan baru terus-menerus. Jadi musuh-musuh SBY seperti Megawati dan lainnya, karena memang tidak mampu, tidak mungkin mampu menggulingkan SBY meskipun secara tidak langsung sudah dibantu oleh kelompok Tokoh Lintas Agama. Sementara Presiden tahu dirinya cukup kuat, selain juga memang didukung oleh CIA setidaknya itu menurut Gayus dan itu bisa jadi benar. Bagaimana dengan berbagai isu yang silih berganti? Jelas semua adalah strategi mempertahankan kekuasaan dan ini wajar dilakukan oleh rezim manapun. Diciptakan atau diangkatnya isu merupakan bagian pengalihan isu lain yang dilihat bisa membahayakan kepemimpinan nasional. Kalau semua adalah bagian pengalihan isu atau pemberangusan hak berpendapat, setahan apa sebuah rezim mampu mempertahankan adalah pertanyaan besarnya. Tidakkah sebuah penguasa takut akan rakyatnya yang kini kelaparan dimana-mana di seluruh negeri? (Yessi Liong Wijaya). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar