Rabu, 16 Maret 2011

Pemprov-pemplov tolol

Haiyaaaa…Pemprov-pemprov tolol. Mereka sengaja mempeltahankan pohon-pohon pinggil jalan dan kalau ada yang menebang malah didenda. Alasan pemplov pelaturannya untuk penghijauan. Haiyaaaa… ini salah kaplah. Yang tepat untuk penghijauan adalah mempelbanyak taman-taman luas kota. Hali ini di Jakalta setidaknya tiga mobil kita orang telah menjadi korban tumbangnya pohon akibat hujan dan angin kencang. Ini bukan peltama kali tau?! Haiyaaaaaa….! (milik Ong Xiao)

Selasa, 08 Maret 2011

Logika dalam Politik

Ada teori menarik dan logika benar dalam politik. Kamu aku tak suka. Orang lain berteman sama kamu. Orang lain itu aku tak suka pula. Saat ini Partai Demokrat, partai berkuasa saat ini, banyak orang tak suka karena partai ini melalui presidennya kurang sekali pro rakyat. Jadi partai yang bersamanya atau yang akan bergabung dengannya pasti akan “selesai”. Tak akan dipilih tahun 2014. Yang oposisi yang akan dipilih. (kiriman Meida, dipendekkan). 

Jumat, 04 Maret 2011

Reshuffle Apa Perlu ?

Kita orang Cina/Tionghoa juga hsrua kuat dan baik hati karena kita orang ada menguasai modal-modal besar. Tapi perlu juga kita mengamati seputar reshuffle.

Perombakan kabinet? Mutlak penting. Bayangkan, seorang menteri diangkat hanya karena dulu suka demo dan sok aksi di depan Kedubes Amerika memanfaatkan isu laris-manis yaitu Palestina-Israel.

Padahal itu hanya untuk mendapat kursi menteri atau persentase perolehan dalam pemilu. Itu permainan mudah dibaca dari PKS. Kini terbukti sudah bahwa Tifatul Sembiring tidak kapabel. Semua orang tahu pasti dan harusnya dia sudah di-reshuffle sejak dulu.

SBY sendiri sejak dulu sudah di atas angin, padahal, dia menang hampir mutlak pada pemilu 2009. Tapi SBY takut tanpa alasan, dengan memutuskan membuat "jaring pengaman" tak perlu yaitu koalisi bersama PKS dan Golkar.

Sekarang dia baru tahu. Tidak selalu yang kelihatan ganteng itu mampu. Harusnya SBY punya filosofi duren-manggis. Walaupun dari luar tidak cantik/ganteng, tapi bagus/berkemampuan. SBY memang tidak mampu berpikir merdeka dan mudah menerima saran menjerumuskan beberapa mereka orang. (kiriman Ibu Josua. Nama lengkap dia: Seina Wijaya Josua)

Jumat, 25 Februari 2011

Diam kamu, Hou Hian !!!!!


Diam kamu, Huo Huan/Maimai!!!! Olang-olang daerah itu nanti jadi sadar dan pintar bahawa mereka sedang dialihkan isu. Tapi bukankah sudah nenek-moyang kita orang-olang Han/Tionghoa l/rancang semuanya. Tapi kita orang Han, Tionghoa, sudah lama kuasai dan kendalikan meleka, termasuk media utama, TV-TV berita, kita olang sudah kuasai dan dikte isinya semua, paham? Tak hanya itu. Titik-titik strategis Indonesia pun semua telah kami kuasai. Kita orang yalah dinasti Han. Semua isu harus kita alihkan dan kita pula-pula angkat isu-isu itu, tapi jangan dalam-dalam. Kalau tak, maka kita orang akan lugi semua, nanti kalau ada kerusuhan, harta benda kita orang ludes semua. Maka lebih baik mereka putar saja tayangan olahraga dan hiburan atau berita-belita dangkal supaya mereka rakyat tetap bodoh dan tolol, jangan mereka bangkit melawan kita olang Tionghoa. Ingat, kini sudah tak ada yang tidak kita orang kuasai. Pelusahaan/provider Internet sahamnya kita kuasai, kita bikin tetap mahal, jangan dibikin mullah. Jadi plaktis kini yang telsisa untuk bumiputela/pelibumi hanya hal-hal bernilai sampah, bukan hal-hal stlategis. Kita orang pintar, mereka orang bumiputera tolor-tolol, mudah dibeli, haiyaa…. Di antala kami juga banyak yang masuk Islam, itu pura-pura saja, supaya kita olang tidak dimusuhi. Mana yang tidak kami orang kuasai ha…?! Semua tanah-tanah luas negeli itu, properti, perumahan dan blok-blok mewah saat ini semuanya milik kita orang. Haiya….. Tak ada yang tersisa untuk anak-anak bumiputera pelibumi Indonesia. Haiyaaa…. Tak perlu 300 tahun. Pejabat-pejabat itu tolor-tolor, mahu ber-KKN dengan kami, mereka orang murahan, haiyaaa…. Kurang dari 100 tahun lagi, bumiputera itu semua sudah punah, haiyaaa… Yang telsisa dali meleka hanya sedikit sekali, tinggal macam etnis Aborigin di Australia, habis olang bumiputera pelibumi Indonesia, haiyaa….. Jangan tanya atau katakana itu lagi Hou Huan! Tv-Tv itu dipimpin olang bumiputela atau etnis Arab tempatan/local, tapi kita olang punya modal semua di sana. Ini stlategi, Ali Baba. Ali altinya pemimpinnya bolehlah olang berwajah Arab, tapi pemilik Baba, kita olang semua Tionghoa. Hou Huan, kamu musti ingat itu, dan jangan lagi buka rahasia stlategi dan tujuan nenek moyang kita orang lagi. Sungguh tolol kamu, Huan/Maimai, haiyaaa…..!! !!! (Kiriman Ong Xiao)

Ahaa!


Kerana tak jelas dan arah, Tv-Tv Indon pun diminta oleh Ulama Thailand dan ulama lain supaya mengurangkan tontonan hiburan dan acara tak bermakna demi kemaslahatan bangsa Indon yang jalan kaki tempatan ataupun mundur 1000 kaki ke belakang, walaupun menyataken merdeka lebih dulu daripada kami rakyat Singapore atau rakyat Malaysia. Pejabat-pejabat dan orang-olang berkepentingan dan licik daripada negeri itu sengaja membuat bangsanya tolor dan girang dipuji.

Semata dikatakan bahawa pengucap berita/presenter Tv-Tv Indon konon cantik-cantik? Ini sungguh disgusting. Boleh kalau itu untuk level tempatan/lokal Indonesia sahaja. Otak wawasan dan bahasa asing mereka nol besar ataupun tidak berkualiti, bolehlah semata untuk dipaham sahaja. Kebanayakan mereka kurang sangat wawasan dan berfikir dalam tak, decent pun tak. Mungkin lebih tepat untuk penghuni rumah bor…. 

Lagipun, nonton Tv via internet? Tidak nyaman. Internet disana di Indonesia putus-putus dan jatuhnya berharga mahal untuk saiz/ukuran kantong income rata-rata orang Indonesia, yang miskin-miskin dan berpengahsilan rendah sangat. Internet di kami, rakyat Singapore, cepat dan murah untuk saiz kantong rata-rata income kami. Itu kesalahan pemerintah dan menteri tersangkut di Indonesia yang tidak jelas dan tidak mampu mendesign internet total murah, seperti Singapore dan RRC/Tiongkok atau Taiwan.

Lebih penting sangat, sebaiknya kamu-kamu berlangganan TV provider supaya dapat melihat Tv-Tv asing. Tapi ada yang lebih murah, kamu-kamu harusnya beli parabola. Semua bagus-bagus ada di parabola. Tv-Tv Indon kebanyakan kurang ataupun berkualiti tak.


S i g n a l   D i p o  A l a m

Lagipun, mereka pura-pula, hanya menghibur ataupun justeru membodohi semua rakyat Indonesia termasuk kamu-kamu. Banyak orang-olang muda dan tua Indonesia, tidak semua, kerana pendidikan dan cara pikir sudah lama terpola rendah, mudah sangat dibodohi, dibohongi, dan terjebak hal-hal kecil tidak penting, senang dipuji dan girang sendiri. Tolol dan gila.

Ini pun kerana media meleka Tv-Tv itu suka mendiskusi hal-hal kecil tak penting, dan bahkan turut mengalihkan isu, tidak ada beza dengan oknum-oknum penguasa, tercemar mentaliti penjajah masa lepas, Belanda. Tv-Tv itu mengulas dan menulis kosong tak bermakna. Hanya semata menghasut, memanasi atau semata menghibur. Kecuali Dipo Alam. Signal Dipo Alam sebagian betul juga dan kita olang sepakat, tapi ia ada tujuan lain. Tv-Tv itu realiti tanpa makna, tanpa membuat jera kepada korap-korap daripada pejabat-pejabat curang selama-lamanya.

Harusnya tentara nasional itu bersatu untuk mengubah sejarah bodoh itu dan mereka harusnya dekat dan bersama mahasiswa dan rakyat untuk ambil aksi merebut. halusnya tentala setelah melihat situasi krisis saat ini lantas secepatnya pegang kekuasaan bagi mempertahankan negara dan rakyat khususnya bumiputela/pelibumi yang semakin habis kualiti dan kuantiti. 

Tapi tentara di Indonesia, kolonel-kolonelnya, tidak belani sama jenderal-jenderal meleka, yang padahal jadi jendelal kalena menyuap. Kami Singapore dulu tak ada artinya, kami merdeka juga lebih belakang, haiyaa. Tapi kami dapat pemimpin hebat, Tuan Lee Kuan Yew, pejuang sejati dan pemimpin sejati dalam kami inilah. Indonesia dulu ada pemimpin hebat, Sukalno, tapi direbut pemimpin karbitan CIA/Amelika, Suhalto. Indonesia kini sama saja, dipegang pemimpin tak tahu apa-apa, SBY.

Maka kita orang, dinasti Han, Tionghoa perantauan, bukan Cina hebat macam mereka olang RRC/Tiongkok yang nasionalis; kami orang yalah licik sangat dan mental dagang, banyak akal snagat. Kami di Indonesia pandai dagang dan pintar menyuap dan KKN dengan pejabat-pejabat Indonesia yang tak memiliki halga diri dan murahan. Itu sebab kami makmur dan bumiputela Indonesia sekalang hancul belantakan. Khususnya tak ada yang telsisa buat rakyat, bumiputera/pribumi itu. Mereka jadi kuli di negeri mereka sendili. (kiriman Huo Huan/Maimai).

Ketika "pejabat" TV Disuap Pemerintah

Terlihat dari tv-tv asing, Libia warganya berdarah-darah. Lebih dari 2000 pengunjuk rasa dibantai brimobnya Kadapi, pemimpin gila Libia itu. Tapi TVOne dan MetroTV bisu, ada apa? Pemred mereka mungkin disuap pemerintah supaya tidak memberitakan revolusi di Timur Tengah, takut merembet ke Indonesia! Tidak menayangkan dan tak lagi diskusikan seperti saat Mubarak digulingkan. Sementara, pemerintah tak lagi evakuasi warganya. Kalau begitu evakuasi Mesir kemarin lebih tepat disebut untuk pencitraaan dong! (milik/dari: Agustin Hutabarat)  

Perlu Perombakan Total di PSSI

Yang diperlukan harusnya perombakan total, tak hanya Nurdin Halid yang harus dibekukan, PSSI dan seluruh cabangnya di daerah-daerah harus dibekukan/dibubarkan karena semua yang strategis masih dikuasai Golkar. Inilah ketika Golkar  tak dibubarkan sedari awal ketika pelengseran Soeharto 1998. Mahasiswa waktu itu mabuk euporia dan hanya menerima lengsernya Soeharto, padahal sampai saat ini orang-orang Golkar tetap bercokol dimana-mana ngrecoki pemerintahan SBY. Selama SBY dan Menpora tak tegas dan tak membubarkan PSSI, jangan harap situasi berubah. Nurdin boleh pergi, tapi kalau masih banyak orangnya bercokol di cabang-cabang di daerah, percuma. (Ibu Ida Surabaya)

Kamis, 24 Februari 2011

Rhoma Irama vs. Tina Talisa daripada TvOne


Rhoma Irama vs. Tina Talisa daripada TvOne, malam ini jam ini. Mungkin macam mana dalam hati Sang raja dangdut lama Rhoma Irama berkata. Saat membawakan lagu ‘Cuma Kamu, Rhoma mungkin dalam hatinya dag-dig-dug seraya berkata ‘perempuan ini suaranya mirip bebek, tapi wajah body bolehlah,’ sekali-sekali lirik dia. Presenter TVOne itu banyak punya gossip antara lain di: http://telanjangdada.wordpress.com/2010/04/20/foto-bugil-tina-talisa-presenter-tvone/ Dia memang tak bisa membezakan antara membawakan perkara serius dan hiburan. Suara betul-betul bebek (kiriman Ayu Saidah binti Mahmud).


Astaga!

Oleh  Sri Murti

Sepakat atau tidak sepakat
Perasaan manusia tak bisa disikat
Dengan pembodohan sejarah
Atau cekokan falsafah sampah

Rakyat mana yang tak ingin melepas senyum
Sebebas dan selepas burung di belantara
Rakyat mana yang tak ingin berteriak keras
Segarang dan segentar maung di rimbun hutan

Astaga !
Negara cuma milik penguasa
Astaga !
Hanya negeri yang kami punya

Negeri dijajah negara
Cinta dipaksa negeri terluka

Negeri yang dipunya adalah:
Hamparan pulau kaya
Siratan intan berlian
Dan minyak bumi yang termampatkan

Negeri yang dipunya adalah :
Bergunung batu bara
Berjulang julang tambang timah-tembaga
Dan petak rempah yang tak terbantahkan

Negeri yang dipunya adalah :
Negeri yang ingin ketika tua
Penghuni tersenyum menutup mata

Astaga !
Negara cuma milik penguasa
Astaga !
Hanya negeri yang kami punya

Negara merampok isi negeri
Berikut kata-kata penghuninya
Negara menjarah harta negeri
Sisa sampah tergeletak dimana-mana

Terumbu karang meradang
Hutan-hutan menghitam
Gunung jadi danau
Sungai sungai meluap

Astaga !

Jika ada istilah harta kekayaan negara
Itu cuma milik penguasa

Jika ada istilah bangunan milik negara
Itu cuma milik penguasa

Bukan milik kita-kita

Astaga !

Ada apa SBY terbang ke Brunei

Ada apa sore ini SBY terbang ke Brunei? Mau besanan kali? Tapi anak mereka sudah pada kawin. Boleh-boleh saja, mungkin mengawinkan binatang piaraan mereka. Kenapa pejabat, pusat dan daerah, suka jalan-jalan ke luar negeri dengan alasan ini itu dan tak ada hasil untuk rakyat. Apa tidak berpikir itu uang siapa? Sadarlah. Dan berikut ini soal lain.

Mereka ini akan bernasib seperti Saddam Husein, bekas presiden Irak. Digantung. Libia membara. MetroTV tidak mampu menunjukkan kepada pemirsa atas genosida maupun kekejian keras oleh pemimpin-pemimpin Arab. Apa karena di MetroTV banyak etnis Arab? Atau karena Indonesia membunuhi rakyatnta secara lunak, dengan membiarkan mereka miskin dan kelaparan? Uraian MetroTV juga diperhalus. Untuk apa menutupi kekejaman hard maupun soft? 

Lihat di tv-tv asing juga di Aljazeera Arabi, Libia telah dikuasai demonstran dan rakyat. Kalau Ben Ali, mantan pemimpin Tunisia, kini selamat karena cepat lari ke negara asing, Mubarak, pemimpin Mesir, keras kepala dan pasti akan dihukum rakyat Mesir, dan Gadafi, pemimpin Libia, pembunuh tentara sendiri dan rakyanta, akan digantung rakyatnya, karena perintahkan eksekusi banyak tentaranya yang membelot akibat menolak membunuh para demonstran. 

1000 lebih demonstran dan massa sudah terbunuh dalam revolusi di Libia saat ini. Anggota keluarga Gadafi sudah ditolak mendarat di Malta, di Tunisia dan di Libanon. Gadafi akan digantung rakyatnya, ini soal waktu. Meskipun sudah berjanji dan menawarkan akan mengubah UUD dan KUHP hingga tak ada hukuman mati, rakyat tidak mau tahu. Kemana ia melarikan diri ke negara asing? Semua menolak. 

Tapi ada apa SBY terbang ke Brunei? Mau besanan kali? Semoga SBY tidak akan bernasib seperti pemimpin-pemimpin Arab tersebut. Mungkin Gadafi dan Mubarak perlu lari ke Brunei. Emas dan harta mereka pun bergudang-gudang. Atau ke Indonesia siapa tahu pemerintah bisa kebagian. (kiriman Ika Putri Zuriah). 

Jumat, 18 Februari 2011

SBY harusnya sudah bubarkan MUI

SBY harusnya sudah bubarkan MUI. Hei Aminuddin, cium pantatmu dulu!!! Aminuddin Yaqob, anggota MUI, bilang semalam di TV One bahwa Rabitah Al-Islami (RabAl) sudah lama mengeluarkan fatwa melarang Ahmadiyah. Emangnya siapa pikirin!! Hei Aminuddin, buka matamu, RabAl hanya sebuah organisasi Arab, keciiil. Indonesia negara besar, memiliki agama dan aliran serta suku bangsa yang berbeda-beda. Mereka sejak dulu hidup harmoni. Kenapa lu obok-obok sekarang?!!!  

Lu, Aminuddin, sok tahu. Lu bilang Ahamdiyah harus kembali ke jalan yang benar. Emangnya lu aje yang berhak benar?!!! Lu pikir kagak, dan buka mata lu, Indonesia bukan negara berdasarkan Islam, jangan lu sok ngatur-ngatur. Indonesia negara sekuler, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Monyong!! Kalau mau mendominasi hanya satu aliran, berani enggak lu ame semua rakyat Indonesia!!  

Hei Aminuddin Yaqob, hampir setiap agama memiliki banyak aliran. Islam sendiri banyak aliran/madzhab, antara lain: Syafii, Hanafi, maliki, Hambali, yang memiliki perbedaan-perbedaan penting dan tak penting, itu sah-sah saja. Ada pula hal-hal lain seperti antara lain Shiah dan Sunni, mereka sangat beda juga. sah-sah saja. jadi lu kagak perlu membuat penyeragaman, dan mengklaim paling benar serta mendikte aliran lain seperti Ahamdiyah.

Lu mesti harusnya dibuang dari MUI, ngotor-ngotorin aje dan camuk lu! Lagipula, MUI adalah organisasi sisa Orba yang harusnya sudah dibubarkan karena terbukti selalu cari-cari masalah dan berpolitik. MUI harusnya ngurusin adminstrasi misalnya sertifikat halal dan sebagainya, ngurisin yang baik-baik bukan mendikte suatu kebenaran dan bukan kebenaran! Jangan lanjutkan keanehanmu MUI. SBY harusnya sudah membubarkan MUI, karena suka berpolitik dan suka mengadu-domba umat.

Hei Aminuddin Yaqob, berani enggak lu sama orang-orang Shiah dan Iran?!! Bangsa dan negara itu lebih menghormati Syayidina Ali daripada Nabi Muhammad?!!! Lu kayaknya harus belajar lagi dan jangan sok tahu. Nabi itu banyak. Ada yang menyebut hanya 25 mulai Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, ada juga yang menyebut banyak, termasuk ada Nabi Haidir dll, mereka tidak termasuk dalam Top 25 besar tersebut. Boleh-boleh saja, sah-sah saja. Ngapain lu Aminuddin Yaqob, kurang kerjaan lu!!!

Rasul mungkin satu yaitu Muhammad SAW. Nabi manapun menerima wahyu dan tidak selalu dibukukan/dikitabkan, maklum zaman dulu belum ada komputer atau mesin ketik,  Monyet!!!

Sampai saat ini hanya 4 Nabi yang terkenal memiliki Kitab: Ibrahim terkenal dengan kitab Az-Zaburnya, Musa dengan At-Tauratnya, Isa terkenal dengan Al-Injilnya, dan Muhammad dengan Al-Qur’annya yang juga disebut Al-Furqon seperti orang Ahmadiyah. Dalam Kristen Al-Injil juga sudah beda-beda aliran mereka pun banyak yang terkenal di Indonesia adalah: Protestan, Katholik dan Adven. Hei Aminuddin Yaqob, berani enggak lu nyeregamkan Kristen!!! Jadi umat Ahmadiyah mengklaim Ghulam sebagai Nabi, boleh-boleh saja, sah-sah saja, itu hak mereka.

Anda Aminuddin Yaqob tidak perlu menyeragamkan. Lihat, antara Muhamamdiyah dan NU saja, jumlah azan sholat Jumataan berbeda, mau apa lu Aminuddin?!!! Janganlah lu cari-cari masalah.

Anda juga bilang Ahmadiyah tidak boleh mengadakan hubungan ke luar negeri, ke pusat Ahmadiyah di Lahore. Emangnya lu siapa?!! Apa-apaan lagi lu?!! Semua manusia dan organisasi apapun berhak dan bebas mengadakan hubungan dengan luar negeri. Apa lu tidak lihat pesantren-pesantren di negeri ini juga menerima dana dari luar negeri?!!! LSM-LSM juga menerima dana dari luar negeri!!! Bahkan pemerintah juga menerima dana dari luar negeri !!! Apa-apaan lu?!!! Mau apa lu?!!! Melarang orang/organisasi apapun menerima sumbangan dari luar negeri!!! Mau mendominasi negeri ini?!!
Cium pantat lu sendiri, atau kalau perlu cium pantat orang-orang Ahmadiyah, cium pantat orang-orang Kristen, cium pantat kepala pemerintah, SBY, cium pantat mereka semuanya, satu per satu!!!  (kiriman Ella Wahidah).


Rabu, 16 Februari 2011

Ketidakpedulian pejabat pemerintahan pusat dan daerah Indonesia

Ketidakpedulian pejabat pemerintahan pusat dan daerah Indonesia. Bukti nyata ketidakpedulian pejabat-pejabat di pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia adalah kota-kota di pusat maupun daerah-daerah tidak memiliki jaringan transportasi massal. Mereka tidak memikirkan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan trasportasi massal asing apakah dari RRC, Korsel dan lainnya untuk sungguh-sungguh membangun sistem transportasi sangat penting dan vital tersebut. Padahal Indonesia memiliki pulau-pulau utama sangat panjang dan luas seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa dll yang samasekali tidak memiliki jaringan transportasi massal. Mobil dan sepeda motor akhirnay menjadi angkutan pilihan satu-satunya. Sungguh besar dana yang dikeluarkan negara untuk memenuhi kebutuhan bbm. Sungguh besar setiap tahun jalan-jalan highway (jalan tol) yang mungkin harus dibangun dan tetap macet serta hanya menguntungkan perushaan pemilik tol. Sungguh kotor udara di kota-kota di Indonesia akibat polusi dari sisa pembakaran solar dan bensin betimbal dari puluhan juta kendaraan. Negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand cerdas. Mereka sudah lama memiliki MRT misalnya dan kereta listrik tepat waktu ceoat aman dan nyaman. Thailand bahkan sebentar lagi memiliki kereta super cepat, keeta listrik peluru . Indonesia baru akan memiliki subway yang akan mulai dibangun 2012 dan itupun hanya beberapa kilometer. Bukan jaringan subway atau MRT seluruh ibukota misalnya. Ituah bukti sebuah maslah pelik akibat mafia hukum/mafia kekuasaan dari ketidakpedulian pejabat-pejabat pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia. (kiriman Lee Moo Hoen dan Zhen Yan). 

Selasa, 15 Februari 2011

Oknum-oknum jenderal Drakula, kapan dibuang?

Oknum-oknum jenderal Drakula, kapan dibuang? Behhh, haiyaaaa….. dagang nyawa anak rakyat untuk mendapat anggaran lalu dikorupsi sama-sama. Oalaaaah, anak kecil masih TK juga tahu, itu kan cara jenderal-jenderal nakal di kepolisian mendapatkan daya-tawar agar disediakan anggaran keamanan atas nama macam-macam. DPR harus tahu itu, SBY juga harus tahu itu, sebab sponsor anggaran  anti terorisme dari Amerika sudah berkurang, sebab Amerika sendiri susah ekonomi. Oknum-oknum jenderal Drakula, kapan dibuang? SBY dan DPR harus mau cerita itu semua kepada Obama dan CIA. kalau tidak, rakyat dan LSm-LSMa sing itu yang akan bercerita dan membuang Anda sekalian. Anda tidak boleh mengabulkan anggaran yang akhirnya akan hilang masuk kantong, dikolupsiiii. Behhh, buang saja oknum-oknum jenderal curang nakal dan korup itu, haiyaaaaa… Behhh, begitulah manusia pejabat di negerimu. Haiyaaaa….bangsat. 

Gitu saja kok repot , Monyong !!!

Logika LAKSMANA memang tak jelas dan NGAWUR. Saat ditanya dalam acara Metro Pagi  16 Feb 2011, bertajuk Ancaman vs Wibawa Pemerintah, apakah UU Anti Subversi atau semacam ISA (Internal Security Act) milik Malaysia diperlukan di Indonesia? Perlu, katanya. Ia lalu mengatakan, tetapi UU seperti itu di masa lalu disalahgunakan. Dari dua kalimat tersebut saja logika Laksmana kacau. Laksmana adalah pakar hukum pidana tetapi tak mampu menyusun nalar yang logis.

Jelas UU Subversi tidak boleh ada lagi, sebab UU seperti itu akan memberi keleluasaan sebuah pemerintah menyalahgunakan kekuasaan atas nama UU itu. Di Mesir saja, misalnya, UU itu barusaja, dan sudah, dilempar ke tong sampah, karena selama ini disalahgunakan juga oleh pemerintahan Husni Mubarak, selama 30 tahun! Dulu di sini sama, disalagunakan oleh Pak Harto selama 32 tahun! Untuk apa kayak strika, bolak-balik?

Presenter Metro TV pagi itu, maklum lulusan sekolah jurnalistik kelas Lenteng Agung, tolol. Ia tidak mikir untuk apa pertanyaan tolol itu ditanyakan. Semua sudah jelas sedari awal. UU seperti itu adalah warisan negara totaliter negara komunis dan sering kali masih dimanfaatkan rejim-rejim penindas umumnya di negara-negara berkembang. Jadi enggak perlu dan enggak ada gunanya, untuk tidak mengatakan tolol berat, kalau lagi-algi mau kembali ke masa lampau itu? Itu justru akan, lagi-lagi, membantu dan memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang memiliki agenda untuk memudahkan jalan bagi kemungkinan dibuat dan disahkannya UU tersebut. Syetan dan nalar mana lagi yang membolehkan?

Masalah kekerasan baru-baru ini sangat jelas by design (diciptakan). Oleh siapa, tanyalah pada rumput yang bergoyang!!! Tentu bisa merupakan rekayasa untuk seperti banyak kata orang yaitu untuk mengalihkan isu. Melihatnya mudah. Jika kejadian seperti ini terus dibiarkan oleh pemerintah maka itu jelas rekayasa!
Jadi tak perlu dengan apalagi UU Anti Subversi. Jelas perbuatan dalam kasus kekerasan atas nama Ahmadiyah diklaim sesat adalah perbuatan melanggar hukum, anti kemanusiaan, anti Pancasila, dan melanggar berat HAM, yang dilakukan DENGAN SENGAJA  dan TERENCANA. Tambah lagi? Ada yang menggerakkan. Sangat nyata. Lihat! Ada tanda pita biru dikenakan oleh setiap pelaku kriminal itu. Itu jelas murni kejahatan. Kenapa terjadi?

Ini semua karena aparat hukum yaitu kepolisian adalah sangat lemah. Sebuah negara atau pemerinatah akan berwibawa di mata rakyatnya dan rakyatnya mednapat rasa aman tenteram jika kekerasan dengan kedok ats nama dan alasan apapun, yang dilakukan oleh organisasi massa main hakim sendiri manapun, tidak dibiarkan oleh aparat polisi. Itu kuncinya. Aparat polisi harus menegakkan hukum. Kembali, apakah perlu UU Subversi?

Tidak perlu, Monyong !!!. Cukup sekali hanya dengan KUHP dan KUHAP.  Di Amerika dan Israel, dan harusnya juga di Indonesia, pelaku kekerasan, teroris sekalipun, cukup dijerat hanya dengan Crimnal Code, UU Hukum Pidana (KUHP). Itulah kecerdasaran  Amerika dan Israel. Kuncinya sebetulnya ada di tangan penegak hukum terutama polisi.

Dengan UU biasa, KUHP, Tolol !!! Tapi dengan syarat, ini krusial, polisi menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan benar, polisi harus menjalankan fungsi dengan baik, sementara  aparat hukum kunci lainnya (jaksa dan hakim) juga harus berfungsi dengan baik, pasti pelaku-pelaku kekerasan seperti itu gampang sekali dijerat, bahkan dapat dipenjara seumur hidup atau dengan hukuman mati. Mereka sudah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam tindak pidana dalam rumusan di KUHP, karena dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain juga dengan perencanaan.  Jadi ada-ada saja kalau harus kembali ke UU Subversi. Selain itu ada juga jalan lain di luar KUHP. Pemerintah SBY harus segera membubarkan organisasi massa yang melanggar hukum. Gitu saja kok repot! (Anita).

Negara dengan azas dan ideologi "Islam", ...

Negara dengan azas dan ideologi "Islam", mayoritas penduduk "Islam", dengan berbagai lembaga yang mengatasnamakan "Islam", buuahhkannn... (penekanan kata 'bahkan') para pemimpinnya banyak yang beragama "Islam". Tapi korupsi di tubuh instansi "Islam" pun tak bisa di elakkan,buuahhkannn… (lagi…) persepakbolaan nasionalnya di jadikan arena judi... ck ck ck.... Negara macam apa ini? Atau prinsip2 negara ini yang anda anut selama ini, atau, atau atau yang lain? You welcome.... (Gaudiya Waisnawa). 

Puisi: Indonesia Milik Siapa?

Oleh Sri Murti

Bertubi-tubi tanya: milik siapa
karena tak mengukur baju di badan
karena cinta tak punya ukuran
bangsa ini mulai apatis dengan miliknya

Sampai teman, paman, bibik, bertanya
Indonesia ini milik siapa
lantas kamu punya apa?
Padahal kita bukan siapa-siapa

Sejak jaman nenek moyang, eyang, puyang
selaku orang timur, kita punya kebanggaan
pribadi, moral, budaya, tercatat semuanya
apakah engkau ingin membolak-balikkan sejarah

Indonesia punya kita, milik kita
mari kita tanamkan pada diri kita
Indonesia milik kita, jati diri kita
Stop mencontoh perilaku bangsa mereka 



Rabu, 09 Februari 2011

Keberadaan Media "Online"

Pengamat : Media "On-Line" Tantangan Pers Indonesia
Rabu, 09 Februari 2011 15:33 WITA | Daerah | Dibaca 27 kali

Makassar (ANTARA News) - Keberadaan media "on-line" merupakan tantangan pers Indonesia, karena secara fungsional sama dengan media cetak dan elektronik, namun belum ada regulasinya.

"Karena itu, sebelum terlambat, momentum Hari Pers Nasional ini perlu melakukan evaluasi mendasar untuk mengakomodir media "on-line" baik dari segi fungsi maupun kelembagaan (badan hukum)," kata anggota Ombudsman Kota Makassar Laode Arumahi di Makassar, Rabu.

Menurut dia, evaluasi tersebut perlu dilakukan bersama antara masyarakat pers Indonesia, pemerintah, DPR, Dewan Pers maupun Organisasi Profesi Wartawan.

Sementara dari sisi pemberitaan pers, lanjut dia, secara umum pers tidak lagi memperjuangkan publik, karena sudah dipengaruhi oleh kepentingan kapital (bisnis) dan politik.

"Secara kelembagaan, media pers merupakan bagian dari unsur bisnis, diperparah lagi dengan keterlibatan pemilik dalam politik praktis," katanya.

Kondisi itu, kata dia, merupakan resiko liberalisme pers Indonesia, sehingga meskipun investor luar negeri belum diberi ruang, namun investor dalam negeri yang berotak kapitalis sudah merajalela di berbagai media cetak maupun elektronik.

Sementara mengenai penayangan siaran media elektronik terkait kasus SARA yang belakangan ini mengemuka, lanjut dia, hal itu dinilai melanggar Undang-undang dan Kode Etik Penyiaran, termasuk Kode Etik Jurnalistik.

"Karena tayangan itu dapat menyulut emosi massa yang pro-kontra atas dasar solidaritas setelah melihat tayangan yang disajikan ke publik," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, hal itu menjadi tantangan institusi penegak hukum, termasuk Komisi Penyiaran Indonesia untuk menegakkan regulasi yang ada.

Menurut dia, kekerasan secara visual, ditambah dengan pilihan kata dan istilah yang disampikan melalui media justru menambah kekerasan itu sendiri.

"Itulah sebabnya, reporter atau wartawan harus paham KEJ dan Bahasa Jurnalistik terutama apa yang dikenal dengan "eufamisme" atau menghalusan kata tanpa mengurangi subtansi yang ingin disampaikan ke publik," ujarnya. (T.S036/S016) 

Bisa juga dibaca di TIMUR MERDEKA pada Laode Arumahi.

Rona Cinta

Oleh Sri Murti

Gelap dan hanya tersisa hitam dan secercah sinar bulan yang redup
Tertunduk menanti surya yang sedang terlelap
Menepuk bahuku yang mulai lelah
Dan kelopak mataku yang gelisah
 
Tak bisa kuterjaga di dekatmu
Tapi tanganku masih menggenggam erat potretmu
Yang kelak kubawa bermimpi
Trasa tiada hari-hri yg bermakna tanpa hadirnya,
 
Ia yg jauh kurasakan ada di dekatku
Hadir lebih bermakna berarti bila ada dirinya
Kasihku mengapa ku slalu merasakan adanya dirimu disini.
Sinar mentari terangi jalan pikiranku
 
Terlalu menyayangi dan mencintaimu
Di jalanku, jalan pikiranku, jalan hidupku
Hanya tertuju padamu,
Berilah jawaban atas semua
 
Ku slalu merasa memilikinya walau hanya dalam dunia maya'
Walau smua tak kan jadi kenyataan namun ku kan tetap mencoba
Meski hanya ada dalam khayalan dan mimpi indahku saja.
Taukah aku sangat mencintaimu
 
Aku kangen sama kamu
Aku tak kan menyalahkan siapa-siapa
Menunggumu ku tak kan merasa sia-sia
Jika perpisahan itu adalah kejujuran hatimu
 
Biarkan puisi ini menjadi puisi penantianku
Cintaku sudah lama tumbuh atas namanya
Sekian hari, sekian waktu
Namanya tetap berdegub bersama jantung yang berdetak
 
Mengingatnya membawaku melambung tinggi ke angkasa
Inikah yang disebut cinta?
Atau hanya sebuah angan kosong
Yang terukir atas nama cinta

Maafkan aku atas kesalahan dan egoku
Aku tak terlepas dari sikapku yang seperti anak kecil
Aku sadar aku seharusnya berpikir lebih positif
Layaknya seorang dewasa sejati

Aku hanya bisa mencintaimu dari sini
Dan mengagumimu dari jauh





Susuuu, Pak? Kenapa susunya, Bu?!


Kebohongan apalagi? Untuk mengalihkan isu maka hari ini muncul dua isu: Susu formula yang tercemar dan sidang pengadilan yang dipaksakan untuk Ba’asyir, kiyai terfitnah teroris. Menkes mengekspos pencemaran susu formula, tapi tidak bisa mengumumkan susu dari perusahaan mana saja.

Lantas apa tujuan diumumkannya adanya pengumuman penelitian soal pencemaran atas susu formula itu? Aneh. Lalu sidang atas Ba’asyir ditunda? Aneh juga. Kalau pemerintah seperti ini, apa kata dunia? Lantas Menkominfo masih tetap jorok dengan mengatakan, kalau bicara susu harus ada tambahan kata. Langsung wartawan berteriak huuuuuuuu…… Fenomena ini hanya ada dalam era pemerintahan SBY.

Kalau sudah begini, berbagai isu penting pasti tidak terselesaikan dan selalu dialihkan dengan main-main. Inilah negara main-main, rakyat pasti bertambah susah, karena mafia koruptor aman-aman saja, selamanya. Hanya sapu yang bersih bisa menyapu dengan bersih. Tapi sapu itu dimana saat ini?

Kenapa tidak muncul-muncul? Dimana kaum intelektual, mahasiswa dan rakyat negeri ini? Ayoooo Pak? Susu? Susumu kenapa Bu? Alihkan ke susu? Lebih aman atau yang lain, yang tidak menimbulkan korban, Pak? Iya iya Bu. Suuuusuuuuuuuuuu. Susuuuuuuu. Hasil penelitian?! Suuusuuuuuuu. Jorok juga kau. Bukan ini susu formula, Pak? !!! (Yeti Haris).

Kamis, 03 Februari 2011

Betulkah Suara Rakyat Suara Tuhan ????

Oleh Zuumi Kudus

Dalil-dalil yang mencela Suara Mayoritas tertipu dengannya serta ucapan ulama dalam masalah ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al An’am 116)

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Kitab Tafsir-nya tentang ayat ini :

“Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan tentang keadaan penduduk bumi dari kalangan Bani Adam bahwa kebanyakan mereka dalam kesesatan.

Seperti itu juga Allah berfirman :

"Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu." (QS. Ash Shaffat : 71)
Begitu pula firman Allah :

"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya." (QS. Yusuf : 103)

Mereka dalam kesesatan tanpa keyakinan namun hanya sekadar persangkaan dusta dan perkiraan yang bathil belaka.

"Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al An’am : 116)

As Sa’di rahimahullah berkata :

“Ayat ini menunjukkan bahwa banyaknya pengikut tidak bisa menjadi dalil kebenaran. Dan sebaliknya, sedikitnya pengikut tidak bisa dijadikan dalil bahwa itulah yang bathil.

"Bahkan kenyataan sering menunjukkan kebalikannya, pelaku kebenaran sedikit jumlahnya namun mereka besar kadar dan pahalanya di sisi Allah. Bahkan yang wajib dijadikan dalil untuk mengetahui kebenaran dan kebathilan adalah konsep-konsep yang bisa mengantarkan kepada hal itu.” (Tafsir Taisiir Kariimir Rahmaan, halaman 233)

Allah telah menyebutkan ayat-ayat yang menunjukkan kepada celaan terhadap banyaknya jumlah dan mayoritas. Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 243)

“Tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).” (Al Isra’ : 89)
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al Ghafir : 59)

“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS. Yusuf : 103)

“Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf : 40)

“Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (QS. Az Zukhruf : 78)

“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf : 106)

“Katakanlah : ‘Segala puji bagi Allah’, tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS. Al Ankabut : 63)

"Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian.”

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak berhukum dengan yang demikian maka berarti dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Para pembaca yang budiman, pikirkanlah bagaimana Allah memerintahkan untuk merujuk pada Al Qur’an dan As Sunnah Rasul-Nya saat terjadi perbedaan.

Itu telah lama dan selalu baik untuk dijadikan bentuk kesempurnaan iman, tapi sayangnya para pemuja demokrasi menjadikan pendapat mayoritas sebagai hukum.

Anak-Anak Karang

Oleh: Sumiman Udu

Aku merenangi lautan tanpa lelah
Menyusuri setiap tebing-tebing karang
Menyusuri setiap jejak leluhur
Yang terukir dalam cerita
Pengantar tidur

Ah, rupanya ruangku sudah dirampas orang
Sarang-sarangku sudah di hancurkan
Dan pasir-pasir itu bukan milik bersama lagi
Di mana kaluku sara
Dimana motika,
Dimana kaindea
Dimana untu, bungi dan sangia

Jangan usik hidup kami, walau kami tidak berdaya!
Jangan beli negeri kami di tengah kemiskinan kami!
Jangan hancurkan hidup kami di tengah kebodohan kami!

Hentikan, hentikan!
Hentikan, kebohongan itu
Sebab kami manusia
Butuh, makan, rumah dan cinta-kasih
Bukan nyanyian yang indah
Yang keluar dari aum harimau dan longlongan srigala

Kami bersedih,
sebab api yang memasak air mata
Sudah hampir tumpah
Memenuhi jalan-jalan,
Dan ruang-ruang pengadilan

Kendari, 10 November 2010 

Minggu, 30 Januari 2011

Puisi: Bahasa Penguasa

Oleh Sri Murti


Saya telah menyaksikan
Bagaimana keadilan telah dikalahkan
oleh para penguasa
dengan gaya yang anggun
dan sikap yang gagah
Tampa ada ungkapan kekejaman

diwajah mereka
Dengan bahasa yang rapi
mereka keluarkan keputusan-keputusan

yang tidak adil terhadap rakyat
Serta dengan budi bahasa yang halus
mereka saling membagi keuntungan
yang mereka dapat dari rakyat

yang kehilangan tanah dan ternaknya
Ya, semuanya dilakukan
sebagai suatu kewajaran
Demi Orang-Orang Rangkasbitung

_____________

Puisi: Tangis Untuk Negeri

Oleh: Sumiman Udu

Baru saja aku melintasi bebatuan itu
kau menatapku, sudut mata yang penuh curiga
sebab hampir koyak selangkanganku

anak-anak desa tertawa, di rumah,
ibu menangis, sebab besok mau makan apa?
sementara televisi tetap menyajikan iklan
dibalik berita-berita yang tak tentu arah

berebut payudara yang telah usah
karena semua masih minta di susui
dari desa sampai kota,
dari simiskin di kolom jembatan tanpa rumah
sampai si kuasa di istana

banjir, gunung api, gelombang, angin bernyanyi
tapi kita tetap tuli juga

sementara gedung-gedung rakyat
dipenuhi dengan kecoak
yang memang butuh racun

dan terikan anak-anak kampung yang lenyap sunyi malam
sementara gongong srigala dan anjiang liar
baru terdengar di dunia maya
menembus batas negara, menembus batas budaya

ibu, air mata anak-anak kampung itu
sudah hampir kering,
sebab susu tidak dapat lagi terbeli
sebab tangan tidak dapat lagi bekerja

walau kami harus memilih,
tetapi kami tidak bisa sebab dunia terlalu sulit
di balik awan kebohongan

air mata itu mengalir lagi
hingga darah mengalir hingga ke jalan-jalan
dan mengucap
hentikan kebohongan ini.....

____________
 


                             
             

Buton dan Epistemologi: Sebuah pandangan

Sebagai sebuah bangsa dan sebuah kebudayaan yang hidup dalam masyarakatnya, Buton telah melewati perjalanan panjang. Perjalanan itu, paling tidak telah melewati beberapa fase perjalanan hidup manusia, yaitu fase mitologi, ideologi dan fase ilmu pengetahuan.

Dalam menjejak perjalannya tersebut, Bangsa Buton telah membentuk sejarahnya dalam berbagai fase kehidupannya. Berdasarkan semangat zamannya, bangsa Buton pernah melewati masa mitologi, dimana manusia memiliki keterbatasan dalam menjalani kehidupannya, sehingga diperlukan kekuatan lain di luar dirinya. Pada masa itu, seluruh kehidupan masyarakat Buton selalu dihubungkan dengan cerita atau mitos-mitos yang menjadi dasar dari seluruh tatanannya, katakanlah, mitos yang ada dalam legenda Wakaakaa, raja pertama Buton.

Dalam legenda tersebut, dikisahkan tentang kehidupan Wakaaka yang lahir dari pohon bambu. Ini merupakan interteks dari semangat Zaman di negeri-negeri lain, misalnya hikayat Negeri Pasai, Hikayat Negeri Banjar dan bahkan Hikayat-hikayat lain yang asal-usul rajannya berasal dari benda-benda yang berasal dari luar tubuh manusia. Ini dimaksudkan untuk menciptakan narasi kesaktian untuk seseorang yang akan dijadikan sebagai seorang raja. Ini merupakan semangat Zaman yang ada pada era itu.

Selanjutnya, Buton melewati kesadaran baru yaitu fase Ideologi. Dalam memasuki fase ini, Buton berhadapan dengan ruang-ruang kekuasaan. Pada ranah inilah, Buton terbagi dalam sistem pemerintahan yang berdasarkan suatu cara pandang tertentu, asumsi dasar tertentu. Dampaknya adalah, terjadi proses-proses penghancuran terhada ideologi-ideologi lain yang pernah berkembang di Buton, dan memilih untuk membiarkan satu ediologi yang tentunya adalah ideologi yang berkuasa. Katakanlah, bahwa Buton kehilangan banyak jejak yang lenyap, yaitu jejak-jejak kebudayaan yang saling berebut pengaruh.

Dampak besar dari fase ini adalah terpecahnya masyarakat Buton dalam berbagai ideologi. Sehubungan dengan masalah tersebut, Ideologi yang berkuasa di Buton membentuk apa yang kita kenal dengan upaya pembentukan ideologi yang dapat kita temukan dalam berbagai tradisi lisan dan naskah kita. Ideologi yang berbasis Islam, telah membentuk Buton sebagai sebuah kesultanan. Tentunya, tetap mendorong Buton pada perpecahan, terutama dalam memperebutkan pengaruh antarideologi yang ada dalam masyarakat Buton.

Untuk itu, masyarakat terpecah, tatanan dibangun dan hanya menguntungkan orang-orang terntentu. Dan secara tidak langsung membangun perlawanan baru, atau saling berebut kekuasaan. Maka terbangunlah kamboru-mboru tolu palena, yang merupakan manifestasi dari ideologi yang ada dalam suatu masyarakat Buton. Terbangunlah, strata sosial yang memisahkan manusia Buton menjadi manusia batua, papara, maradika, walaka dan kaomu. Yang tentunya akan melahirkan kondisi, ada yang diuntungkan dan dirugikan dengan dampak politik seperti itu.

Anehnya, ketika dunia lain, berubah dengan mengadopsi berbagai bentuk epistemologi (ilmu pengetahuan) mulai dari:
1. Evolusionisme (Evolutionism)
2. Paradigma Diffusionisme (Diffusionism)
3. Paradigma (Partikularisme) Historis (Historical Particularism)
4. Paradigma Fungsionalisme (Functionalism)
5. Paradigma Fungsionalisme-Struktural (Structural-Functionalism)
6. Paradigma Analisis Variabel (Variable Analysis)
7. Paradigma Perbandingan Kebudayaan (Cross-Cultural Comparison)
8. Paradigma Kepribadian dan Kebudayaan (Culture and Personality)
9. Paradigma Strukturalisme (Structuralism)
10. Paradigma Tafsir Kebudayaan (Interpretive)
11. Paradigma Materialisme Budaya (Cultural Materialism)
12. Paradigma Materialisme Historis (Historical Materialism)
13. Paradigma Aktor (Actor-Oriented Approach)
14. Paradigma Etnosains (Ethnoscience/Phenomenological)
15. Paradigma Post-Modernisme (Post-Modernism)
rupanya masyarakat Buton, belum pernah berubah, mereka masih tetap pada tahap berpikir mitologi dan ideologis yang pada akhirnya mereka tertinggal dalam segala hal.

Ini perlu direnungkan kembali, kemana arah pembangunan Buton, apakah kita sudah siap memasuki ranah baru, ranah ilmu pengetahuan, sehingga orang buton dapat hidup berdampingan berdasarkan kinerja dan kreatifitas, bukan lagi tergantung pada mitologi dan ideologis yang menyeret perpecahan dan pembodohan. karena di dalam masyarakat Buton, tetap tumbuh orang-orang yang merasa ekslusif dan minder. Dimana orang-orang yang merasa ekslusif akan selalu memandang dan mefonis orang lain dengan pandangannya, sekaligus kecongkakannya, dan ini tidak baik untuk pembangunan buton di masa depan.

Sekali lagi, bangsa buton sudah saatnya untuk bangun berdasarkan epistemologi dan memanfaatkan ilmu pengetahuan sebagai landansan pembangunannya, karena "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak dapat mengubah nasibnya sendiri". Dan mereka yang dapat berubah adalah mereka yang memiliki kesadaran, dan tentunya orang yang memiliki kesadaran adalah orang yang berilmu pengetahuan yang dapat dipertanggung jawabkan. (Sumiman Udu).

Para Bedebah Nan Bodoh

Jika negeri Jiran Malingsia mencaplok dan merampok wilayah NKRI maka Pemerintah Republik Mimpi ini hanya diam atau berpura-pura tidak tahu. Lalu kejadian serupa pun terjadi berulang kali. Kenapa ya... ?

Mengapa pula negeri Malingsia itu senang dan tidak mau berhenti interfensi - jika tidak bisa dikatakan invasi - lalu secara ilegal menggondol hasil bumi negeri kolam susu ini ?
Tampaknya ritual kejahatan Malingsia itu, telah berjangkit pula kedalam negeri tongkat kayu dan batu jadi tanaman ini. Paling tidak, di Sulawesi Sengsara (eh maaf maksud saya Tenggara) terjadi hal serupa.

Batas wilayah Konawe Selatan dan Bombana pernah jadi sengketa kedua wilayah tersebut, penyelesaiannya entah sudah sampai dimana - tidak jelas.
Batas wilayah Konawe Utara dan Morowali, juga jadi sengketa yang tidak jelas. Sementara Buton Utara dan Muna mengalami hal yang sama pula dengan Buton dan Bombana. Kasihan buanget memang negeri gemah ripah loh jinawi ini. Dari semua wilayah yang bersengketa itu, yang lebih parah adalah Buton Vs Baubau.

Perseteruan Pemerintah di kedua daerah ini telah menjadi rahasia umum yang sangat memalukan generasinya, untung saja tidak terjadi pertumpahan darah di daerah Lipu - Betoambari ketika terjadi mobilisasi masa penyerang dari Buton.
Genting, seram dan menyedihkan memang kala itu karena dari sudut derajat kekeluargaan kedua belah pihak masih saudara sekandung. Bahkan kedua belah pihak masih satu tempat tinggal yaitu rumah orang tua atau mertua.

Jika terjadi pertumpahan darah (tindakan anarkis) waktu itu, sungguh akan teramat sangat sulit dibayangkan. Untung saja, Tuhan menghendaki lain hingga bencana itu tidak terjadi. Ada apaa.... sebenarnya di kedua daerah otonomi itu ?
Nyaris berdarah, usai sudah. Apakah kedua Pemerintahan itu kemudian hidup berdampingan layaknya Kakak dan Adik ?

Ternyata tidak seperti yang anda bayangkan, yang terjadi justeru malah semakin rumit dan bodoh. Dikatakan rumit karena masalah tidak pernah terselesaikan sebagaimana mestinya (berdasarkan UU, PP dan aturan hukum lainnya jika masih ada) bahkan cenderung menumpuk bagaikan Bom waktu.

Dikatakan bodoh karena Gubernur Sultra, Bupati Buton dan Walikota Baubau tidak mampu menyelesaikan masalah kedua daerah tersebut. Rakyatpun kemudian tidak tahu jika masalah sudah diselesaikan bahkan bingung melihat kenyataan adanya praktek Pemerintahan di dalam wilayah otonomi Pemerintahan kota Baubau.

Tamsilannya kira-kira sebagai berikut : Ada pasar rakyat yang dikelola sesuka hati pemiliknya didalam Mall milik orang lain. Fakta itu nyata jika kita rujuk pada keberadaan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kabupaten Buton yang beroperasi di dalam kota kecil Baubau sementara Pemerintahan Baubau memiliki PDAM sendiri.

Sumber penting di Pemerintahan Baubau menjelaskan bahwa seluruh izin PDAM Buton sebagaimana layaknya badan usaha yang resmi dan legal harus memiliki izin-izin di negara ini, belum pernah kami terbitkan. Kami tidak mengerti, izin operasi PDAM Buton itu diperoleh dari mana dan siapa yang tanda tangani.

Dari segmen PAD (Pendapatan Asli Daerah) Baubau, jelas bahwa praktek PDAM Buton di kota ini sangat merugikan. Pelanggan PDAM Baubau di kota ini hanya 1/5 dari total rakyat Baubau yang sampai saat ini masih menjadi pelanggan PDAM Buton. Jadi kalau begini keadaannya bagaimana ?

Selain masalah PAD Baubau yang tersedot ke Pemerintah Buton, sejumlah ruas jalan di kota ini juga, terancam rusak parah akibat banyaknya pipa PDAM Buton yang bocor. Upaya perbaikan aspal jalan yang rusak itu, juga tidak dilakukan sebagaimana mestinya bahkan kami menduga ; sengaja tidak diperbaiki (terjadi pembiaran) dengan tendensi yang susah diprediksi.

Perbuatan Pemerintah Buton melakukan pembiaran terhadap kerusakan aspal jalan kota Baubau dapat dikategorikan melanggar hukum administrasi tata negara Republik Indonesia, kata Sidio U SH MH.

Putera Baubau yang lama bermukim di Jakarta ini menjelaskan ; jika rakyat, DPRD dan Pemerintah Baubau mengambil sikap yang tegas maka Bupati Buton dapat dijerat dengan Undang-Undang tindak pidana Korupsi dan pasal berlapis lainnya atas tuduhan melakukan pembiaran terjadinya kerusakan dan menyelenggarakan kegiatan PDAM secara ilegal di wilayah otonomi Pemerintahan kota Baubau.

Sidio yang lulusan terbaik Magister Hukum Universitas Indonesia ini juga, menambahkan ; Gubernur Sultra, Bupati Buton dan Walikota Baubau sebagai pucuk pimpinan pengambil kebijakan tertinggi dalam konteks ini tampak BODOO....H !!!!! Atau mereka pura-pura bodoh untuk membodohi rakyat. Kenapa saya katakan demikian ?

Karena penyelesaian kasus ini sebenarnya sangat sederhana, tidak makan ongkos dengan kisaran waktu paling lama 30 menit (kira-kira tidak habis secangkir kopi) jika Gubernur gunakan kapasitasnya untuk berembug dan mengatur tatanan hukum di wilayahnya, itu alternatif pertama.

Alternatif kedua ; dilakukan uji materi melalui Peradilan tata usaha negara. Setelah itu, putusan Hakim Pengadilan tata usaha negara dinaikan tingkatannya ke Komisi Yudisial, Mahkamah Konstitusi atau ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

Alternatif kedua ini, akan menyita waktu dan biaya yang agak banyak dibanding rembug bertiga tadi. Sekarang, ketiga pucuk pimpinan itu tinggal mengambil satu alternatif saja yang menurut mereka paling praktis dan sederhana agar rakyat tahu bahwa mereka tidak BODOH dan bukan pula BEDEBAH. ®

Notes : Administrator wall ini meninta tanggapan anda jika anda termasuk dalam kategori rakyat yang MERDEKA. (Arfan)

Orang Buton Banyak Teori ?

Beh.... ternyata ini orang2 Buton sudah banyak juga yang senang baca buku, dari sekian banyak ulasan dan paparan indikasi kearah itu sangat kuat sekali. Semula saya bangga, memang !?

Tapi setelah saya cermati dan saya cermati lagi, lalu saya ulang lagi cermati dan saya cermati sekali lagi maka kebanggaanku berubah menjadi duka lara nan gamang terbuai nestapa sepanjang jalan LASUNAMANA dari Baubau hingga Pasarwajo.

Kenapa ya orang Buton sekarang ini banyak nian yang pandai berteori, bernarasi yang menghabiskan durasi begitu panjang ? Hari ini paparan Balawa begitu panjang dan melelahkan mata sementara Ndoke dan lain-lainnya juga tidak kalah panjangnya. Besok, lusa, tula dan seterusnya - tulisan itu masih berapa panjang lagi ya ? Trus kapan bisa dipraktekkan atawa di amalkan semua isi tulisan itu ?

Siapa yang harus memulai, dimana tempatnya dan bagaimana tolok ukurnya. Ah.... mungkinkah ini pertanda jika orang Buton itu sedang memasuki tahap senang berteori ? Kasian buanget, sedih jadinya neh ?

Kenapa ya, orang Buton itu tidak mau amalkan saja Sara Pataanguna dan Martabat Tujuh dalam kehidupan sehari-hari ? (maaf, pinjam /mengulangi pertanyaan Doktor La Niampe kepada saya).

Berikanlah saya jawaban terhadap pertanyaan tersebut jika anda adalah orang Buton. Ha, ha, haa..... Xixixixi..... Wakakakaa..... !? (punya Arfan)

Kamis, 27 Januari 2011

Menkominfo Berbohong Lagi

Menkominfo Tifatul Sembiring berbohong lagi. Sampai hari ini pengguna internet di Indonesia tidak cuma twitter tetap dipantau ketat oleh pemerintah antara lain dari Kemkominfo. “Indonesia masih seperti negara totaliter negara komunis,” kata aktivis HAM yang tidak mau disebut identitasnya.

Menurut aktivis tersebut pemerintah diam-diam tetap memantau dan memblokir informasi yang dikirim melalui internet oleh para aktivis ke lembaga-lembaga penting internasional seperti lembaga-lembaga di bawah PBB dan dinas-dinas interlijen asing. Sebelumnya Tifatul menegaskan pemerintah ingin memblokir situs pornogarfi saja.

Menurut detik.com Jumat (28/1/2011) Tifatul mengatakan pemerintah tidak menutup situs microblogging twitter di Indonesia. Itu berarti pemblokiran masih dilakukan terhadap komunikasi internet yang lain.

Seorang intelijen Barat yang enggan disebut identitasnya mengatakan sejumlah aktivis HAM Indonesia prihatin dengan masih banyaknya pelanggaran HAM di Indonesia. “Mereka peniup peluit yang baik untuk kami sehingga kami tahu dari sumber-sumber pihak ketiga itu soal berbagai pelanggaran HAM disini,” katanya.

Pengamat tersebut menambahkan komunikasi internet tidak hanya twitter tidak boleh diblokir rezim manapun apalagi hanya oleh seorang menteri.

Seperti dilansir detik.com, Tifatul sepertinya tetap berkelit dengan mengatakan Indonesia adalah negara terbuka yang memberikan kesempatan setiap orang untuk bebas bicara. “Kita tidak akan menutup, twitter itu sosial media. Itu kan saluran saja, sama dengan yang lain,” kata Tifatul.

Sejumlah pengguna internet di Indonesia yang aktif memantau dan memberikan laporan berkala kepada lembaga-lembaga internasional mengaku mereka ingin bukti bukan teori maupun janji.

Mereka mengaku sulit mengakses situs institusi dan intelijen global penting seperti Amnesty International, UNHCR, CIA Amerika, MI6 Inggris, FSB Rusia dan lainnya, yang dahulu mudah diakses di Indonesia. “Situs-situs itu kini hanya bisa diakses dari luar negeri misalnya dari Singapura,” katanya. (kiriman seorang kawan: Rgs). 
    

"Pandai"

Sudut pandang dibuat selalu tumpul (mengapung). "Teruk" sangat bila kita tengok selalu liputan televisyen-televisyen swasta negeri jiran macam Metro TV juga mengenai sebuah kampung idiot di Balong. Macam mana kita menilai. Liputan tersebut diatur tumpul sahaja iaitu dengan menarik ke masa lampau bahawa idiotisme warga Balong itu bukan kerana keadaan baru-baru ini melainkan sudah lama sejak tahun 1980an.
Apa maknanya ini? Ini bermakna bukan kerana peemrintah (kerajaan) hari ini dalam SBY tetapi kerana kerajaan-kerajaan terdahulu. Kerajaan SBY sekarang dicuba diamankan terlepas banyak kekurangan dan kesalahan. Kumpulan-kumpulan lintas beragama negeri jiran tu cuba dan bermaksud menunjokkan terang pada kerajaan bahawa yalah penting memulakan kesejahteraan seluruh penduduk merata dan dengan sistem pengawasan yang benar. Televisyen-televisyen pemberitaan itu kurang membela kumpulan tersebut.

Pabila macam ni terus-terusan, pemberantasan pelbagai mafia dan pelbagai soalan apapun yang lain di negeri jiran tu nak mentah lagi dan tak nak mungkin terselesaikan. Televisyen-televisyen tu kerana tidak ambil sikap terang melainkan selalu membuat samara dan mengapungkan sendiri cerita daripada pemberitaannya. Nilai cerita nol besar dan mereka rupanya turut mempermainkan perasaan masyarakat tu.

Sedikit sangat wartawan televisyen negeri tu berpengetahuan jurnalisme yang membuat terang bagi membela warganya. Mereka pandai mengulas tak, pada isu-isu penting dan terhad macam isu idiotisme Balong menjadi sorotan yang nak membuat masyarakat boleh tarik kesimpulan bahawa kerajaan nak tertuding, dan justeru menumpul.

Berlaku justeru wartawan televisyen tampak menyerang nara sumber, macam yang berlaku terhadap aktivis Jhonson Panjaitan, walaupun wartawan tu langsung berdalih dan menyangkal.

Televisyen-televisyen jiran tu tiap hari mengulas pelbagai hal panas namun pabila diteliti tak ada makna ulasannya penting dalam begitu banyak cerita yang dibuat. Mereka memiliki human resources baik, tetapi tidak cukop dilatih ambil sudut pandang yang menunjokkan pada sebuah kebenaran terang. Mereka pun berani tak.

Pemilik televisyen, sementara, berkepentingan suatu masalah besar tetap direka mengapung tumpul, sehingga segala masalah mentah lagi. Di belakang pemilik televisyen-teelvisyen tampaknya ada pula orang parti politik kuat atau mantan. Tetapi yang mengandungi wang itu yalah pebisnez-pebisnez etnik Cina, macam di Malaysia juga, mereka pemegang asset-aset penting. Seakan-akan ambil peduli pada rakyat tetapi bukan itu tujun dan sesungguhnya.

Isu dibuat dan ditulis seakan-akan membela rakyat, tetapi semata jualan pengkhabaran. Semata mengeruk keuntungan iklan sebesar-besarnya, tentu dengan isu-isu panas sangat mengaduk-aduk peraasan rakyat yang merindukan mimpi yang tak kunjung datang.

Pepatah berkata: "Belanda harus dibuat jauh". Liputan sekana-akan menuju provokesyen, protes-protes besar ataupun rusuhan meluas, tetapi begitu menajam maka mereka dinginkan lagi. Katanya kerana diancam via telepon. Macam tulah etnik Cina negeri jiran tu, pandai. Orang bumiputera di Indonesia pasti kalah cara dalam berfikir. Otak mereka, pun otak kita, tidak sampai ke sudut puncak sana. [Pabila punya opini lain, sila majukan ke kami: zaimahbintiabdulmutholib@msckl.my ]

Rabu, 26 Januari 2011

Rekayasa vs Hati Nurani


Memang pasa saat-saat akhir kekuasaan Orba, waktu itu muncul banyak sekali gerakan-gerakan pendukung Suharto sebelum akhirnya dia mau tidak mau akhirnya lengser. Gerakan itu akhirnya mendatangkan gerakan-gerakan masif anti status quo yang waktu itu dimotori tokoh inteletual akademisi yang berani yaitu Amien Rais berserta kawan-kawannya. Gerakan rekayasa apapun biasanya kalah dengan gerakan lebih masif yaitu gerakan hati nurani mahasiswa dan rakyat. Jangan-jangan ini akan terjadi terhadap pemerintahan sekarang. Karena kelaparan, kemiskinan, kemuakan dan lainnya seperti yang sekarang terjadi di Tunisia, Mesir dan Yaman, meski kasusnya agak berbeda. Siapa yang bisa menahan orang-orang kelaparan. Dipicu sedikit pasti akan menyala. (Komentar kiriman Gunawan).  

 

Persis Seperti Masa Orba


Waktu lalu muncul spanduk menghujat Din Syamsuddin oleh Gadis (Gerakan Anti Din Syamsuddin) di depan gedung DPR. Hari ini (27 Januari 2011) ada spanduk mendukung SBY: “Jangan ganggu SBY Bekerja”. Ini seperti dulu ketika Suharto mau jatuh. Ada kelompok-kelompok pendukung seperti itu. Ini persis seperti masa Orba.