Jumat, 25 Februari 2011

Diam kamu, Hou Hian !!!!!


Diam kamu, Huo Huan/Maimai!!!! Olang-olang daerah itu nanti jadi sadar dan pintar bahawa mereka sedang dialihkan isu. Tapi bukankah sudah nenek-moyang kita orang-olang Han/Tionghoa l/rancang semuanya. Tapi kita orang Han, Tionghoa, sudah lama kuasai dan kendalikan meleka, termasuk media utama, TV-TV berita, kita olang sudah kuasai dan dikte isinya semua, paham? Tak hanya itu. Titik-titik strategis Indonesia pun semua telah kami kuasai. Kita orang yalah dinasti Han. Semua isu harus kita alihkan dan kita pula-pula angkat isu-isu itu, tapi jangan dalam-dalam. Kalau tak, maka kita orang akan lugi semua, nanti kalau ada kerusuhan, harta benda kita orang ludes semua. Maka lebih baik mereka putar saja tayangan olahraga dan hiburan atau berita-belita dangkal supaya mereka rakyat tetap bodoh dan tolol, jangan mereka bangkit melawan kita olang Tionghoa. Ingat, kini sudah tak ada yang tidak kita orang kuasai. Pelusahaan/provider Internet sahamnya kita kuasai, kita bikin tetap mahal, jangan dibikin mullah. Jadi plaktis kini yang telsisa untuk bumiputela/pelibumi hanya hal-hal bernilai sampah, bukan hal-hal stlategis. Kita orang pintar, mereka orang bumiputera tolor-tolol, mudah dibeli, haiyaa…. Di antala kami juga banyak yang masuk Islam, itu pura-pura saja, supaya kita olang tidak dimusuhi. Mana yang tidak kami orang kuasai ha…?! Semua tanah-tanah luas negeli itu, properti, perumahan dan blok-blok mewah saat ini semuanya milik kita orang. Haiya….. Tak ada yang tersisa untuk anak-anak bumiputera pelibumi Indonesia. Haiyaaa…. Tak perlu 300 tahun. Pejabat-pejabat itu tolor-tolor, mahu ber-KKN dengan kami, mereka orang murahan, haiyaaa…. Kurang dari 100 tahun lagi, bumiputera itu semua sudah punah, haiyaaa… Yang telsisa dali meleka hanya sedikit sekali, tinggal macam etnis Aborigin di Australia, habis olang bumiputera pelibumi Indonesia, haiyaa….. Jangan tanya atau katakana itu lagi Hou Huan! Tv-Tv itu dipimpin olang bumiputela atau etnis Arab tempatan/local, tapi kita olang punya modal semua di sana. Ini stlategi, Ali Baba. Ali altinya pemimpinnya bolehlah olang berwajah Arab, tapi pemilik Baba, kita olang semua Tionghoa. Hou Huan, kamu musti ingat itu, dan jangan lagi buka rahasia stlategi dan tujuan nenek moyang kita orang lagi. Sungguh tolol kamu, Huan/Maimai, haiyaaa…..!! !!! (Kiriman Ong Xiao)

Ahaa!


Kerana tak jelas dan arah, Tv-Tv Indon pun diminta oleh Ulama Thailand dan ulama lain supaya mengurangkan tontonan hiburan dan acara tak bermakna demi kemaslahatan bangsa Indon yang jalan kaki tempatan ataupun mundur 1000 kaki ke belakang, walaupun menyataken merdeka lebih dulu daripada kami rakyat Singapore atau rakyat Malaysia. Pejabat-pejabat dan orang-olang berkepentingan dan licik daripada negeri itu sengaja membuat bangsanya tolor dan girang dipuji.

Semata dikatakan bahawa pengucap berita/presenter Tv-Tv Indon konon cantik-cantik? Ini sungguh disgusting. Boleh kalau itu untuk level tempatan/lokal Indonesia sahaja. Otak wawasan dan bahasa asing mereka nol besar ataupun tidak berkualiti, bolehlah semata untuk dipaham sahaja. Kebanayakan mereka kurang sangat wawasan dan berfikir dalam tak, decent pun tak. Mungkin lebih tepat untuk penghuni rumah bor…. 

Lagipun, nonton Tv via internet? Tidak nyaman. Internet disana di Indonesia putus-putus dan jatuhnya berharga mahal untuk saiz/ukuran kantong income rata-rata orang Indonesia, yang miskin-miskin dan berpengahsilan rendah sangat. Internet di kami, rakyat Singapore, cepat dan murah untuk saiz kantong rata-rata income kami. Itu kesalahan pemerintah dan menteri tersangkut di Indonesia yang tidak jelas dan tidak mampu mendesign internet total murah, seperti Singapore dan RRC/Tiongkok atau Taiwan.

Lebih penting sangat, sebaiknya kamu-kamu berlangganan TV provider supaya dapat melihat Tv-Tv asing. Tapi ada yang lebih murah, kamu-kamu harusnya beli parabola. Semua bagus-bagus ada di parabola. Tv-Tv Indon kebanyakan kurang ataupun berkualiti tak.


S i g n a l   D i p o  A l a m

Lagipun, mereka pura-pula, hanya menghibur ataupun justeru membodohi semua rakyat Indonesia termasuk kamu-kamu. Banyak orang-olang muda dan tua Indonesia, tidak semua, kerana pendidikan dan cara pikir sudah lama terpola rendah, mudah sangat dibodohi, dibohongi, dan terjebak hal-hal kecil tidak penting, senang dipuji dan girang sendiri. Tolol dan gila.

Ini pun kerana media meleka Tv-Tv itu suka mendiskusi hal-hal kecil tak penting, dan bahkan turut mengalihkan isu, tidak ada beza dengan oknum-oknum penguasa, tercemar mentaliti penjajah masa lepas, Belanda. Tv-Tv itu mengulas dan menulis kosong tak bermakna. Hanya semata menghasut, memanasi atau semata menghibur. Kecuali Dipo Alam. Signal Dipo Alam sebagian betul juga dan kita olang sepakat, tapi ia ada tujuan lain. Tv-Tv itu realiti tanpa makna, tanpa membuat jera kepada korap-korap daripada pejabat-pejabat curang selama-lamanya.

Harusnya tentara nasional itu bersatu untuk mengubah sejarah bodoh itu dan mereka harusnya dekat dan bersama mahasiswa dan rakyat untuk ambil aksi merebut. halusnya tentala setelah melihat situasi krisis saat ini lantas secepatnya pegang kekuasaan bagi mempertahankan negara dan rakyat khususnya bumiputela/pelibumi yang semakin habis kualiti dan kuantiti. 

Tapi tentara di Indonesia, kolonel-kolonelnya, tidak belani sama jenderal-jenderal meleka, yang padahal jadi jendelal kalena menyuap. Kami Singapore dulu tak ada artinya, kami merdeka juga lebih belakang, haiyaa. Tapi kami dapat pemimpin hebat, Tuan Lee Kuan Yew, pejuang sejati dan pemimpin sejati dalam kami inilah. Indonesia dulu ada pemimpin hebat, Sukalno, tapi direbut pemimpin karbitan CIA/Amelika, Suhalto. Indonesia kini sama saja, dipegang pemimpin tak tahu apa-apa, SBY.

Maka kita orang, dinasti Han, Tionghoa perantauan, bukan Cina hebat macam mereka olang RRC/Tiongkok yang nasionalis; kami orang yalah licik sangat dan mental dagang, banyak akal snagat. Kami di Indonesia pandai dagang dan pintar menyuap dan KKN dengan pejabat-pejabat Indonesia yang tak memiliki halga diri dan murahan. Itu sebab kami makmur dan bumiputela Indonesia sekalang hancul belantakan. Khususnya tak ada yang telsisa buat rakyat, bumiputera/pribumi itu. Mereka jadi kuli di negeri mereka sendili. (kiriman Huo Huan/Maimai).

Ketika "pejabat" TV Disuap Pemerintah

Terlihat dari tv-tv asing, Libia warganya berdarah-darah. Lebih dari 2000 pengunjuk rasa dibantai brimobnya Kadapi, pemimpin gila Libia itu. Tapi TVOne dan MetroTV bisu, ada apa? Pemred mereka mungkin disuap pemerintah supaya tidak memberitakan revolusi di Timur Tengah, takut merembet ke Indonesia! Tidak menayangkan dan tak lagi diskusikan seperti saat Mubarak digulingkan. Sementara, pemerintah tak lagi evakuasi warganya. Kalau begitu evakuasi Mesir kemarin lebih tepat disebut untuk pencitraaan dong! (milik/dari: Agustin Hutabarat)  

Perlu Perombakan Total di PSSI

Yang diperlukan harusnya perombakan total, tak hanya Nurdin Halid yang harus dibekukan, PSSI dan seluruh cabangnya di daerah-daerah harus dibekukan/dibubarkan karena semua yang strategis masih dikuasai Golkar. Inilah ketika Golkar  tak dibubarkan sedari awal ketika pelengseran Soeharto 1998. Mahasiswa waktu itu mabuk euporia dan hanya menerima lengsernya Soeharto, padahal sampai saat ini orang-orang Golkar tetap bercokol dimana-mana ngrecoki pemerintahan SBY. Selama SBY dan Menpora tak tegas dan tak membubarkan PSSI, jangan harap situasi berubah. Nurdin boleh pergi, tapi kalau masih banyak orangnya bercokol di cabang-cabang di daerah, percuma. (Ibu Ida Surabaya)

Kamis, 24 Februari 2011

Rhoma Irama vs. Tina Talisa daripada TvOne


Rhoma Irama vs. Tina Talisa daripada TvOne, malam ini jam ini. Mungkin macam mana dalam hati Sang raja dangdut lama Rhoma Irama berkata. Saat membawakan lagu ‘Cuma Kamu, Rhoma mungkin dalam hatinya dag-dig-dug seraya berkata ‘perempuan ini suaranya mirip bebek, tapi wajah body bolehlah,’ sekali-sekali lirik dia. Presenter TVOne itu banyak punya gossip antara lain di: http://telanjangdada.wordpress.com/2010/04/20/foto-bugil-tina-talisa-presenter-tvone/ Dia memang tak bisa membezakan antara membawakan perkara serius dan hiburan. Suara betul-betul bebek (kiriman Ayu Saidah binti Mahmud).


Astaga!

Oleh  Sri Murti

Sepakat atau tidak sepakat
Perasaan manusia tak bisa disikat
Dengan pembodohan sejarah
Atau cekokan falsafah sampah

Rakyat mana yang tak ingin melepas senyum
Sebebas dan selepas burung di belantara
Rakyat mana yang tak ingin berteriak keras
Segarang dan segentar maung di rimbun hutan

Astaga !
Negara cuma milik penguasa
Astaga !
Hanya negeri yang kami punya

Negeri dijajah negara
Cinta dipaksa negeri terluka

Negeri yang dipunya adalah:
Hamparan pulau kaya
Siratan intan berlian
Dan minyak bumi yang termampatkan

Negeri yang dipunya adalah :
Bergunung batu bara
Berjulang julang tambang timah-tembaga
Dan petak rempah yang tak terbantahkan

Negeri yang dipunya adalah :
Negeri yang ingin ketika tua
Penghuni tersenyum menutup mata

Astaga !
Negara cuma milik penguasa
Astaga !
Hanya negeri yang kami punya

Negara merampok isi negeri
Berikut kata-kata penghuninya
Negara menjarah harta negeri
Sisa sampah tergeletak dimana-mana

Terumbu karang meradang
Hutan-hutan menghitam
Gunung jadi danau
Sungai sungai meluap

Astaga !

Jika ada istilah harta kekayaan negara
Itu cuma milik penguasa

Jika ada istilah bangunan milik negara
Itu cuma milik penguasa

Bukan milik kita-kita

Astaga !

Ada apa SBY terbang ke Brunei

Ada apa sore ini SBY terbang ke Brunei? Mau besanan kali? Tapi anak mereka sudah pada kawin. Boleh-boleh saja, mungkin mengawinkan binatang piaraan mereka. Kenapa pejabat, pusat dan daerah, suka jalan-jalan ke luar negeri dengan alasan ini itu dan tak ada hasil untuk rakyat. Apa tidak berpikir itu uang siapa? Sadarlah. Dan berikut ini soal lain.

Mereka ini akan bernasib seperti Saddam Husein, bekas presiden Irak. Digantung. Libia membara. MetroTV tidak mampu menunjukkan kepada pemirsa atas genosida maupun kekejian keras oleh pemimpin-pemimpin Arab. Apa karena di MetroTV banyak etnis Arab? Atau karena Indonesia membunuhi rakyatnta secara lunak, dengan membiarkan mereka miskin dan kelaparan? Uraian MetroTV juga diperhalus. Untuk apa menutupi kekejaman hard maupun soft? 

Lihat di tv-tv asing juga di Aljazeera Arabi, Libia telah dikuasai demonstran dan rakyat. Kalau Ben Ali, mantan pemimpin Tunisia, kini selamat karena cepat lari ke negara asing, Mubarak, pemimpin Mesir, keras kepala dan pasti akan dihukum rakyat Mesir, dan Gadafi, pemimpin Libia, pembunuh tentara sendiri dan rakyanta, akan digantung rakyatnya, karena perintahkan eksekusi banyak tentaranya yang membelot akibat menolak membunuh para demonstran. 

1000 lebih demonstran dan massa sudah terbunuh dalam revolusi di Libia saat ini. Anggota keluarga Gadafi sudah ditolak mendarat di Malta, di Tunisia dan di Libanon. Gadafi akan digantung rakyatnya, ini soal waktu. Meskipun sudah berjanji dan menawarkan akan mengubah UUD dan KUHP hingga tak ada hukuman mati, rakyat tidak mau tahu. Kemana ia melarikan diri ke negara asing? Semua menolak. 

Tapi ada apa SBY terbang ke Brunei? Mau besanan kali? Semoga SBY tidak akan bernasib seperti pemimpin-pemimpin Arab tersebut. Mungkin Gadafi dan Mubarak perlu lari ke Brunei. Emas dan harta mereka pun bergudang-gudang. Atau ke Indonesia siapa tahu pemerintah bisa kebagian. (kiriman Ika Putri Zuriah). 

Jumat, 18 Februari 2011

SBY harusnya sudah bubarkan MUI

SBY harusnya sudah bubarkan MUI. Hei Aminuddin, cium pantatmu dulu!!! Aminuddin Yaqob, anggota MUI, bilang semalam di TV One bahwa Rabitah Al-Islami (RabAl) sudah lama mengeluarkan fatwa melarang Ahmadiyah. Emangnya siapa pikirin!! Hei Aminuddin, buka matamu, RabAl hanya sebuah organisasi Arab, keciiil. Indonesia negara besar, memiliki agama dan aliran serta suku bangsa yang berbeda-beda. Mereka sejak dulu hidup harmoni. Kenapa lu obok-obok sekarang?!!!  

Lu, Aminuddin, sok tahu. Lu bilang Ahamdiyah harus kembali ke jalan yang benar. Emangnya lu aje yang berhak benar?!!! Lu pikir kagak, dan buka mata lu, Indonesia bukan negara berdasarkan Islam, jangan lu sok ngatur-ngatur. Indonesia negara sekuler, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Monyong!! Kalau mau mendominasi hanya satu aliran, berani enggak lu ame semua rakyat Indonesia!!  

Hei Aminuddin Yaqob, hampir setiap agama memiliki banyak aliran. Islam sendiri banyak aliran/madzhab, antara lain: Syafii, Hanafi, maliki, Hambali, yang memiliki perbedaan-perbedaan penting dan tak penting, itu sah-sah saja. Ada pula hal-hal lain seperti antara lain Shiah dan Sunni, mereka sangat beda juga. sah-sah saja. jadi lu kagak perlu membuat penyeragaman, dan mengklaim paling benar serta mendikte aliran lain seperti Ahamdiyah.

Lu mesti harusnya dibuang dari MUI, ngotor-ngotorin aje dan camuk lu! Lagipula, MUI adalah organisasi sisa Orba yang harusnya sudah dibubarkan karena terbukti selalu cari-cari masalah dan berpolitik. MUI harusnya ngurusin adminstrasi misalnya sertifikat halal dan sebagainya, ngurisin yang baik-baik bukan mendikte suatu kebenaran dan bukan kebenaran! Jangan lanjutkan keanehanmu MUI. SBY harusnya sudah membubarkan MUI, karena suka berpolitik dan suka mengadu-domba umat.

Hei Aminuddin Yaqob, berani enggak lu sama orang-orang Shiah dan Iran?!! Bangsa dan negara itu lebih menghormati Syayidina Ali daripada Nabi Muhammad?!!! Lu kayaknya harus belajar lagi dan jangan sok tahu. Nabi itu banyak. Ada yang menyebut hanya 25 mulai Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, ada juga yang menyebut banyak, termasuk ada Nabi Haidir dll, mereka tidak termasuk dalam Top 25 besar tersebut. Boleh-boleh saja, sah-sah saja. Ngapain lu Aminuddin Yaqob, kurang kerjaan lu!!!

Rasul mungkin satu yaitu Muhammad SAW. Nabi manapun menerima wahyu dan tidak selalu dibukukan/dikitabkan, maklum zaman dulu belum ada komputer atau mesin ketik,  Monyet!!!

Sampai saat ini hanya 4 Nabi yang terkenal memiliki Kitab: Ibrahim terkenal dengan kitab Az-Zaburnya, Musa dengan At-Tauratnya, Isa terkenal dengan Al-Injilnya, dan Muhammad dengan Al-Qur’annya yang juga disebut Al-Furqon seperti orang Ahmadiyah. Dalam Kristen Al-Injil juga sudah beda-beda aliran mereka pun banyak yang terkenal di Indonesia adalah: Protestan, Katholik dan Adven. Hei Aminuddin Yaqob, berani enggak lu nyeregamkan Kristen!!! Jadi umat Ahmadiyah mengklaim Ghulam sebagai Nabi, boleh-boleh saja, sah-sah saja, itu hak mereka.

Anda Aminuddin Yaqob tidak perlu menyeragamkan. Lihat, antara Muhamamdiyah dan NU saja, jumlah azan sholat Jumataan berbeda, mau apa lu Aminuddin?!!! Janganlah lu cari-cari masalah.

Anda juga bilang Ahmadiyah tidak boleh mengadakan hubungan ke luar negeri, ke pusat Ahmadiyah di Lahore. Emangnya lu siapa?!! Apa-apaan lagi lu?!! Semua manusia dan organisasi apapun berhak dan bebas mengadakan hubungan dengan luar negeri. Apa lu tidak lihat pesantren-pesantren di negeri ini juga menerima dana dari luar negeri?!!! LSM-LSM juga menerima dana dari luar negeri!!! Bahkan pemerintah juga menerima dana dari luar negeri !!! Apa-apaan lu?!!! Mau apa lu?!!! Melarang orang/organisasi apapun menerima sumbangan dari luar negeri!!! Mau mendominasi negeri ini?!!
Cium pantat lu sendiri, atau kalau perlu cium pantat orang-orang Ahmadiyah, cium pantat orang-orang Kristen, cium pantat kepala pemerintah, SBY, cium pantat mereka semuanya, satu per satu!!!  (kiriman Ella Wahidah).


Rabu, 16 Februari 2011

Ketidakpedulian pejabat pemerintahan pusat dan daerah Indonesia

Ketidakpedulian pejabat pemerintahan pusat dan daerah Indonesia. Bukti nyata ketidakpedulian pejabat-pejabat di pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia adalah kota-kota di pusat maupun daerah-daerah tidak memiliki jaringan transportasi massal. Mereka tidak memikirkan menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan trasportasi massal asing apakah dari RRC, Korsel dan lainnya untuk sungguh-sungguh membangun sistem transportasi sangat penting dan vital tersebut. Padahal Indonesia memiliki pulau-pulau utama sangat panjang dan luas seperti Sumatra, Kalimantan, Jawa dll yang samasekali tidak memiliki jaringan transportasi massal. Mobil dan sepeda motor akhirnay menjadi angkutan pilihan satu-satunya. Sungguh besar dana yang dikeluarkan negara untuk memenuhi kebutuhan bbm. Sungguh besar setiap tahun jalan-jalan highway (jalan tol) yang mungkin harus dibangun dan tetap macet serta hanya menguntungkan perushaan pemilik tol. Sungguh kotor udara di kota-kota di Indonesia akibat polusi dari sisa pembakaran solar dan bensin betimbal dari puluhan juta kendaraan. Negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand cerdas. Mereka sudah lama memiliki MRT misalnya dan kereta listrik tepat waktu ceoat aman dan nyaman. Thailand bahkan sebentar lagi memiliki kereta super cepat, keeta listrik peluru . Indonesia baru akan memiliki subway yang akan mulai dibangun 2012 dan itupun hanya beberapa kilometer. Bukan jaringan subway atau MRT seluruh ibukota misalnya. Ituah bukti sebuah maslah pelik akibat mafia hukum/mafia kekuasaan dari ketidakpedulian pejabat-pejabat pemerintahan pusat dan daerah di Indonesia. (kiriman Lee Moo Hoen dan Zhen Yan). 

Selasa, 15 Februari 2011

Oknum-oknum jenderal Drakula, kapan dibuang?

Oknum-oknum jenderal Drakula, kapan dibuang? Behhh, haiyaaaa….. dagang nyawa anak rakyat untuk mendapat anggaran lalu dikorupsi sama-sama. Oalaaaah, anak kecil masih TK juga tahu, itu kan cara jenderal-jenderal nakal di kepolisian mendapatkan daya-tawar agar disediakan anggaran keamanan atas nama macam-macam. DPR harus tahu itu, SBY juga harus tahu itu, sebab sponsor anggaran  anti terorisme dari Amerika sudah berkurang, sebab Amerika sendiri susah ekonomi. Oknum-oknum jenderal Drakula, kapan dibuang? SBY dan DPR harus mau cerita itu semua kepada Obama dan CIA. kalau tidak, rakyat dan LSm-LSMa sing itu yang akan bercerita dan membuang Anda sekalian. Anda tidak boleh mengabulkan anggaran yang akhirnya akan hilang masuk kantong, dikolupsiiii. Behhh, buang saja oknum-oknum jenderal curang nakal dan korup itu, haiyaaaaa… Behhh, begitulah manusia pejabat di negerimu. Haiyaaaa….bangsat. 

Gitu saja kok repot , Monyong !!!

Logika LAKSMANA memang tak jelas dan NGAWUR. Saat ditanya dalam acara Metro Pagi  16 Feb 2011, bertajuk Ancaman vs Wibawa Pemerintah, apakah UU Anti Subversi atau semacam ISA (Internal Security Act) milik Malaysia diperlukan di Indonesia? Perlu, katanya. Ia lalu mengatakan, tetapi UU seperti itu di masa lalu disalahgunakan. Dari dua kalimat tersebut saja logika Laksmana kacau. Laksmana adalah pakar hukum pidana tetapi tak mampu menyusun nalar yang logis.

Jelas UU Subversi tidak boleh ada lagi, sebab UU seperti itu akan memberi keleluasaan sebuah pemerintah menyalahgunakan kekuasaan atas nama UU itu. Di Mesir saja, misalnya, UU itu barusaja, dan sudah, dilempar ke tong sampah, karena selama ini disalahgunakan juga oleh pemerintahan Husni Mubarak, selama 30 tahun! Dulu di sini sama, disalagunakan oleh Pak Harto selama 32 tahun! Untuk apa kayak strika, bolak-balik?

Presenter Metro TV pagi itu, maklum lulusan sekolah jurnalistik kelas Lenteng Agung, tolol. Ia tidak mikir untuk apa pertanyaan tolol itu ditanyakan. Semua sudah jelas sedari awal. UU seperti itu adalah warisan negara totaliter negara komunis dan sering kali masih dimanfaatkan rejim-rejim penindas umumnya di negara-negara berkembang. Jadi enggak perlu dan enggak ada gunanya, untuk tidak mengatakan tolol berat, kalau lagi-algi mau kembali ke masa lampau itu? Itu justru akan, lagi-lagi, membantu dan memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang memiliki agenda untuk memudahkan jalan bagi kemungkinan dibuat dan disahkannya UU tersebut. Syetan dan nalar mana lagi yang membolehkan?

Masalah kekerasan baru-baru ini sangat jelas by design (diciptakan). Oleh siapa, tanyalah pada rumput yang bergoyang!!! Tentu bisa merupakan rekayasa untuk seperti banyak kata orang yaitu untuk mengalihkan isu. Melihatnya mudah. Jika kejadian seperti ini terus dibiarkan oleh pemerintah maka itu jelas rekayasa!
Jadi tak perlu dengan apalagi UU Anti Subversi. Jelas perbuatan dalam kasus kekerasan atas nama Ahmadiyah diklaim sesat adalah perbuatan melanggar hukum, anti kemanusiaan, anti Pancasila, dan melanggar berat HAM, yang dilakukan DENGAN SENGAJA  dan TERENCANA. Tambah lagi? Ada yang menggerakkan. Sangat nyata. Lihat! Ada tanda pita biru dikenakan oleh setiap pelaku kriminal itu. Itu jelas murni kejahatan. Kenapa terjadi?

Ini semua karena aparat hukum yaitu kepolisian adalah sangat lemah. Sebuah negara atau pemerinatah akan berwibawa di mata rakyatnya dan rakyatnya mednapat rasa aman tenteram jika kekerasan dengan kedok ats nama dan alasan apapun, yang dilakukan oleh organisasi massa main hakim sendiri manapun, tidak dibiarkan oleh aparat polisi. Itu kuncinya. Aparat polisi harus menegakkan hukum. Kembali, apakah perlu UU Subversi?

Tidak perlu, Monyong !!!. Cukup sekali hanya dengan KUHP dan KUHAP.  Di Amerika dan Israel, dan harusnya juga di Indonesia, pelaku kekerasan, teroris sekalipun, cukup dijerat hanya dengan Crimnal Code, UU Hukum Pidana (KUHP). Itulah kecerdasaran  Amerika dan Israel. Kuncinya sebetulnya ada di tangan penegak hukum terutama polisi.

Dengan UU biasa, KUHP, Tolol !!! Tapi dengan syarat, ini krusial, polisi menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan benar, polisi harus menjalankan fungsi dengan baik, sementara  aparat hukum kunci lainnya (jaksa dan hakim) juga harus berfungsi dengan baik, pasti pelaku-pelaku kekerasan seperti itu gampang sekali dijerat, bahkan dapat dipenjara seumur hidup atau dengan hukuman mati. Mereka sudah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam tindak pidana dalam rumusan di KUHP, karena dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain juga dengan perencanaan.  Jadi ada-ada saja kalau harus kembali ke UU Subversi. Selain itu ada juga jalan lain di luar KUHP. Pemerintah SBY harus segera membubarkan organisasi massa yang melanggar hukum. Gitu saja kok repot! (Anita).

Negara dengan azas dan ideologi "Islam", ...

Negara dengan azas dan ideologi "Islam", mayoritas penduduk "Islam", dengan berbagai lembaga yang mengatasnamakan "Islam", buuahhkannn... (penekanan kata 'bahkan') para pemimpinnya banyak yang beragama "Islam". Tapi korupsi di tubuh instansi "Islam" pun tak bisa di elakkan,buuahhkannn… (lagi…) persepakbolaan nasionalnya di jadikan arena judi... ck ck ck.... Negara macam apa ini? Atau prinsip2 negara ini yang anda anut selama ini, atau, atau atau yang lain? You welcome.... (Gaudiya Waisnawa). 

Puisi: Indonesia Milik Siapa?

Oleh Sri Murti

Bertubi-tubi tanya: milik siapa
karena tak mengukur baju di badan
karena cinta tak punya ukuran
bangsa ini mulai apatis dengan miliknya

Sampai teman, paman, bibik, bertanya
Indonesia ini milik siapa
lantas kamu punya apa?
Padahal kita bukan siapa-siapa

Sejak jaman nenek moyang, eyang, puyang
selaku orang timur, kita punya kebanggaan
pribadi, moral, budaya, tercatat semuanya
apakah engkau ingin membolak-balikkan sejarah

Indonesia punya kita, milik kita
mari kita tanamkan pada diri kita
Indonesia milik kita, jati diri kita
Stop mencontoh perilaku bangsa mereka 



Rabu, 09 Februari 2011

Keberadaan Media "Online"

Pengamat : Media "On-Line" Tantangan Pers Indonesia
Rabu, 09 Februari 2011 15:33 WITA | Daerah | Dibaca 27 kali

Makassar (ANTARA News) - Keberadaan media "on-line" merupakan tantangan pers Indonesia, karena secara fungsional sama dengan media cetak dan elektronik, namun belum ada regulasinya.

"Karena itu, sebelum terlambat, momentum Hari Pers Nasional ini perlu melakukan evaluasi mendasar untuk mengakomodir media "on-line" baik dari segi fungsi maupun kelembagaan (badan hukum)," kata anggota Ombudsman Kota Makassar Laode Arumahi di Makassar, Rabu.

Menurut dia, evaluasi tersebut perlu dilakukan bersama antara masyarakat pers Indonesia, pemerintah, DPR, Dewan Pers maupun Organisasi Profesi Wartawan.

Sementara dari sisi pemberitaan pers, lanjut dia, secara umum pers tidak lagi memperjuangkan publik, karena sudah dipengaruhi oleh kepentingan kapital (bisnis) dan politik.

"Secara kelembagaan, media pers merupakan bagian dari unsur bisnis, diperparah lagi dengan keterlibatan pemilik dalam politik praktis," katanya.

Kondisi itu, kata dia, merupakan resiko liberalisme pers Indonesia, sehingga meskipun investor luar negeri belum diberi ruang, namun investor dalam negeri yang berotak kapitalis sudah merajalela di berbagai media cetak maupun elektronik.

Sementara mengenai penayangan siaran media elektronik terkait kasus SARA yang belakangan ini mengemuka, lanjut dia, hal itu dinilai melanggar Undang-undang dan Kode Etik Penyiaran, termasuk Kode Etik Jurnalistik.

"Karena tayangan itu dapat menyulut emosi massa yang pro-kontra atas dasar solidaritas setelah melihat tayangan yang disajikan ke publik," katanya.

Berkaitan dengan hal tersebut, hal itu menjadi tantangan institusi penegak hukum, termasuk Komisi Penyiaran Indonesia untuk menegakkan regulasi yang ada.

Menurut dia, kekerasan secara visual, ditambah dengan pilihan kata dan istilah yang disampikan melalui media justru menambah kekerasan itu sendiri.

"Itulah sebabnya, reporter atau wartawan harus paham KEJ dan Bahasa Jurnalistik terutama apa yang dikenal dengan "eufamisme" atau menghalusan kata tanpa mengurangi subtansi yang ingin disampaikan ke publik," ujarnya. (T.S036/S016) 

Bisa juga dibaca di TIMUR MERDEKA pada Laode Arumahi.

Rona Cinta

Oleh Sri Murti

Gelap dan hanya tersisa hitam dan secercah sinar bulan yang redup
Tertunduk menanti surya yang sedang terlelap
Menepuk bahuku yang mulai lelah
Dan kelopak mataku yang gelisah
 
Tak bisa kuterjaga di dekatmu
Tapi tanganku masih menggenggam erat potretmu
Yang kelak kubawa bermimpi
Trasa tiada hari-hri yg bermakna tanpa hadirnya,
 
Ia yg jauh kurasakan ada di dekatku
Hadir lebih bermakna berarti bila ada dirinya
Kasihku mengapa ku slalu merasakan adanya dirimu disini.
Sinar mentari terangi jalan pikiranku
 
Terlalu menyayangi dan mencintaimu
Di jalanku, jalan pikiranku, jalan hidupku
Hanya tertuju padamu,
Berilah jawaban atas semua
 
Ku slalu merasa memilikinya walau hanya dalam dunia maya'
Walau smua tak kan jadi kenyataan namun ku kan tetap mencoba
Meski hanya ada dalam khayalan dan mimpi indahku saja.
Taukah aku sangat mencintaimu
 
Aku kangen sama kamu
Aku tak kan menyalahkan siapa-siapa
Menunggumu ku tak kan merasa sia-sia
Jika perpisahan itu adalah kejujuran hatimu
 
Biarkan puisi ini menjadi puisi penantianku
Cintaku sudah lama tumbuh atas namanya
Sekian hari, sekian waktu
Namanya tetap berdegub bersama jantung yang berdetak
 
Mengingatnya membawaku melambung tinggi ke angkasa
Inikah yang disebut cinta?
Atau hanya sebuah angan kosong
Yang terukir atas nama cinta

Maafkan aku atas kesalahan dan egoku
Aku tak terlepas dari sikapku yang seperti anak kecil
Aku sadar aku seharusnya berpikir lebih positif
Layaknya seorang dewasa sejati

Aku hanya bisa mencintaimu dari sini
Dan mengagumimu dari jauh





Susuuu, Pak? Kenapa susunya, Bu?!


Kebohongan apalagi? Untuk mengalihkan isu maka hari ini muncul dua isu: Susu formula yang tercemar dan sidang pengadilan yang dipaksakan untuk Ba’asyir, kiyai terfitnah teroris. Menkes mengekspos pencemaran susu formula, tapi tidak bisa mengumumkan susu dari perusahaan mana saja.

Lantas apa tujuan diumumkannya adanya pengumuman penelitian soal pencemaran atas susu formula itu? Aneh. Lalu sidang atas Ba’asyir ditunda? Aneh juga. Kalau pemerintah seperti ini, apa kata dunia? Lantas Menkominfo masih tetap jorok dengan mengatakan, kalau bicara susu harus ada tambahan kata. Langsung wartawan berteriak huuuuuuuu…… Fenomena ini hanya ada dalam era pemerintahan SBY.

Kalau sudah begini, berbagai isu penting pasti tidak terselesaikan dan selalu dialihkan dengan main-main. Inilah negara main-main, rakyat pasti bertambah susah, karena mafia koruptor aman-aman saja, selamanya. Hanya sapu yang bersih bisa menyapu dengan bersih. Tapi sapu itu dimana saat ini?

Kenapa tidak muncul-muncul? Dimana kaum intelektual, mahasiswa dan rakyat negeri ini? Ayoooo Pak? Susu? Susumu kenapa Bu? Alihkan ke susu? Lebih aman atau yang lain, yang tidak menimbulkan korban, Pak? Iya iya Bu. Suuuusuuuuuuuuuu. Susuuuuuuu. Hasil penelitian?! Suuusuuuuuuu. Jorok juga kau. Bukan ini susu formula, Pak? !!! (Yeti Haris).

Kamis, 03 Februari 2011

Betulkah Suara Rakyat Suara Tuhan ????

Oleh Zuumi Kudus

Dalil-dalil yang mencela Suara Mayoritas tertipu dengannya serta ucapan ulama dalam masalah ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al An’am 116)

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Kitab Tafsir-nya tentang ayat ini :

“Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan tentang keadaan penduduk bumi dari kalangan Bani Adam bahwa kebanyakan mereka dalam kesesatan.

Seperti itu juga Allah berfirman :

"Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka (Quraisy) sebagian besar dari orang-orang yang dahulu." (QS. Ash Shaffat : 71)
Begitu pula firman Allah :

"Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya." (QS. Yusuf : 103)

Mereka dalam kesesatan tanpa keyakinan namun hanya sekadar persangkaan dusta dan perkiraan yang bathil belaka.

"Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS. Al An’am : 116)

As Sa’di rahimahullah berkata :

“Ayat ini menunjukkan bahwa banyaknya pengikut tidak bisa menjadi dalil kebenaran. Dan sebaliknya, sedikitnya pengikut tidak bisa dijadikan dalil bahwa itulah yang bathil.

"Bahkan kenyataan sering menunjukkan kebalikannya, pelaku kebenaran sedikit jumlahnya namun mereka besar kadar dan pahalanya di sisi Allah. Bahkan yang wajib dijadikan dalil untuk mengetahui kebenaran dan kebathilan adalah konsep-konsep yang bisa mengantarkan kepada hal itu.” (Tafsir Taisiir Kariimir Rahmaan, halaman 233)

Allah telah menyebutkan ayat-ayat yang menunjukkan kepada celaan terhadap banyaknya jumlah dan mayoritas. Allah berfirman :

“Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.” (QS. Al Baqarah : 243)

“Tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari(nya).” (Al Isra’ : 89)
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Al Ghafir : 59)

“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya.” (QS. Yusuf : 103)

“Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Yusuf : 40)

“Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (QS. Az Zukhruf : 78)

“Dan sebagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).” (QS. Yusuf : 106)

“Katakanlah : ‘Segala puji bagi Allah’, tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS. Al Ankabut : 63)

"Jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian.”

Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak berhukum dengan yang demikian maka berarti dia tidak beriman kepada Allah dan Hari Akhir.

Para pembaca yang budiman, pikirkanlah bagaimana Allah memerintahkan untuk merujuk pada Al Qur’an dan As Sunnah Rasul-Nya saat terjadi perbedaan.

Itu telah lama dan selalu baik untuk dijadikan bentuk kesempurnaan iman, tapi sayangnya para pemuja demokrasi menjadikan pendapat mayoritas sebagai hukum.

Anak-Anak Karang

Oleh: Sumiman Udu

Aku merenangi lautan tanpa lelah
Menyusuri setiap tebing-tebing karang
Menyusuri setiap jejak leluhur
Yang terukir dalam cerita
Pengantar tidur

Ah, rupanya ruangku sudah dirampas orang
Sarang-sarangku sudah di hancurkan
Dan pasir-pasir itu bukan milik bersama lagi
Di mana kaluku sara
Dimana motika,
Dimana kaindea
Dimana untu, bungi dan sangia

Jangan usik hidup kami, walau kami tidak berdaya!
Jangan beli negeri kami di tengah kemiskinan kami!
Jangan hancurkan hidup kami di tengah kebodohan kami!

Hentikan, hentikan!
Hentikan, kebohongan itu
Sebab kami manusia
Butuh, makan, rumah dan cinta-kasih
Bukan nyanyian yang indah
Yang keluar dari aum harimau dan longlongan srigala

Kami bersedih,
sebab api yang memasak air mata
Sudah hampir tumpah
Memenuhi jalan-jalan,
Dan ruang-ruang pengadilan

Kendari, 10 November 2010