Oleh Sri Murti
Gelap dan hanya tersisa hitam dan secercah sinar bulan yang redup
Tertunduk menanti surya yang sedang terlelap
Menepuk bahuku yang mulai lelah
Dan kelopak mataku yang gelisah
Tak bisa kuterjaga di dekatmu
Tapi tanganku masih menggenggam erat potretmu
Yang kelak kubawa bermimpi
Trasa tiada hari-hri yg bermakna tanpa hadirnya,
Ia yg jauh kurasakan ada di dekatku
Hadir lebih bermakna berarti bila ada dirinya
Kasihku mengapa ku slalu merasakan adanya dirimu disini.
Sinar mentari terangi jalan pikiranku
Terlalu menyayangi dan mencintaimu
Di jalanku, jalan pikiranku, jalan hidupku
Hanya tertuju padamu,
Berilah jawaban atas semua
Ku slalu merasa memilikinya walau hanya dalam dunia maya'
Walau smua tak kan jadi kenyataan namun ku kan tetap mencoba
Meski hanya ada dalam khayalan dan mimpi indahku saja.
Taukah aku sangat mencintaimu
Aku kangen sama kamu
Aku tak kan menyalahkan siapa-siapa
Menunggumu ku tak kan merasa sia-sia
Jika perpisahan itu adalah kejujuran hatimu
Biarkan puisi ini menjadi puisi penantianku
Cintaku sudah lama tumbuh atas namanya
Sekian hari, sekian waktu
Namanya tetap berdegub bersama jantung yang berdetak
Mengingatnya membawaku melambung tinggi ke angkasa
Inikah yang disebut cinta?
Atau hanya sebuah angan kosong
Yang terukir atas nama cinta
Maafkan aku atas kesalahan dan egoku
Aku tak terlepas dari sikapku yang seperti anak kecil
Aku sadar aku seharusnya berpikir lebih positif
Layaknya seorang dewasa sejati
Aku hanya bisa mencintaimu dari sini
Dan mengagumimu dari jauh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar