Rabu, 16 Maret 2011

Pemprov-pemplov tolol

Haiyaaaa…Pemprov-pemprov tolol. Mereka sengaja mempeltahankan pohon-pohon pinggil jalan dan kalau ada yang menebang malah didenda. Alasan pemplov pelaturannya untuk penghijauan. Haiyaaaa… ini salah kaplah. Yang tepat untuk penghijauan adalah mempelbanyak taman-taman luas kota. Hali ini di Jakalta setidaknya tiga mobil kita orang telah menjadi korban tumbangnya pohon akibat hujan dan angin kencang. Ini bukan peltama kali tau?! Haiyaaaaaa….! (milik Ong Xiao)

Selasa, 08 Maret 2011

Logika dalam Politik

Ada teori menarik dan logika benar dalam politik. Kamu aku tak suka. Orang lain berteman sama kamu. Orang lain itu aku tak suka pula. Saat ini Partai Demokrat, partai berkuasa saat ini, banyak orang tak suka karena partai ini melalui presidennya kurang sekali pro rakyat. Jadi partai yang bersamanya atau yang akan bergabung dengannya pasti akan “selesai”. Tak akan dipilih tahun 2014. Yang oposisi yang akan dipilih. (kiriman Meida, dipendekkan). 

Jumat, 04 Maret 2011

Reshuffle Apa Perlu ?

Kita orang Cina/Tionghoa juga hsrua kuat dan baik hati karena kita orang ada menguasai modal-modal besar. Tapi perlu juga kita mengamati seputar reshuffle.

Perombakan kabinet? Mutlak penting. Bayangkan, seorang menteri diangkat hanya karena dulu suka demo dan sok aksi di depan Kedubes Amerika memanfaatkan isu laris-manis yaitu Palestina-Israel.

Padahal itu hanya untuk mendapat kursi menteri atau persentase perolehan dalam pemilu. Itu permainan mudah dibaca dari PKS. Kini terbukti sudah bahwa Tifatul Sembiring tidak kapabel. Semua orang tahu pasti dan harusnya dia sudah di-reshuffle sejak dulu.

SBY sendiri sejak dulu sudah di atas angin, padahal, dia menang hampir mutlak pada pemilu 2009. Tapi SBY takut tanpa alasan, dengan memutuskan membuat "jaring pengaman" tak perlu yaitu koalisi bersama PKS dan Golkar.

Sekarang dia baru tahu. Tidak selalu yang kelihatan ganteng itu mampu. Harusnya SBY punya filosofi duren-manggis. Walaupun dari luar tidak cantik/ganteng, tapi bagus/berkemampuan. SBY memang tidak mampu berpikir merdeka dan mudah menerima saran menjerumuskan beberapa mereka orang. (kiriman Ibu Josua. Nama lengkap dia: Seina Wijaya Josua)