Sabtu, 22 Januari 2011

Akal bulus berbau busuk (Penguasa melalui) Tifatul Sembiring

Upaya akal busuk Tifatul Sembiring juga karena dia tidak mampu menjabat dan kurang kerjaan sebagai menkominfo. Padahal di era demokrasi, semua opini dan suara adalah hak setiap anak bangsa dan penting, sebab semua adalah bukti negara menjung tinggi demokrasi. 

Tak satupun penguasa apalagi pejabat atau menteri berhak membatasi. Sumber situs atau web atau hp – darimana asal opini itu - bukan substansi atau hal penting dan bukan tugas negara tau penguasa apapun dan dimanapun. Semua adalah refleksi nyata demokrasi yang sudah lurus dan benar. 

Kita harus lawan siapapun yang berusaha mematikan nilai-nilai demokrasi ini, dengan alasan bahwa demokrasi sudah kebablasan. Bukahkah demokrasi di negeri ini baru sebatas kebebasan berpendapat? Bukankah rakyat semakin dimiskinkan dan belum ada penguasa apalagi pejabat atau menteri yang menjalankan UUD 1945 untuk kesejahteraan seluruh rakyat? 

Mereka justru kebanyakan pencuri uang negara yaitu uang rakyat. Pembatasan menyatakan pendapat, apapun bentuknya, seperti menkominfo Tifatul Sembiring dengan dalih memberantas pornografi, hanyalah kedok membatasi kebebasan berpendapat, yang kini kuat di dunia maya dan blackberry. Itu semua hanyalah upaya terselubung pengebiran demokrasi yang tengah bersemi di negeri ini. (Siau Sien). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar